Pendidikan Karakter Budaya Jawa yang Baik dan Benar

SMPN 2 Gudo Bekali Karakter Siswa dengan Penerapan Budaya Jawa

foto: siswa SMPN 2 Gudo menggunakan pakaian Jawa setiap hari Kamis.
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Setiap hari Kamis, di Minggu pertama dalam setiap bulan, merupakan hari yang sangat spesial bagi SMPN 2 Gudo. Karena di hari tersebut, semua siswa-siswinya beserta para dewan guru kompak untuk berpakaian adat Jawa. Selain berpakaian adat Jawa, di hari itu mereka juga dituntut untuk berbicara menggunakan bahasa Jawa halus yang baik dan benar.

“Tujuan kami supaya anak-anak mempunyai unggah-ungguh, tawadhu pada guru dan orang tua. Jadi kita terapkan satu bulan sekali untuk menggunakan bahasa jawa, bagaimana kalau berbicara kepada gurunya, bagaimana kalau berbicara kepada temanya,” ungkap Nuril Hidayati, S.Ag, Kepala SMPN 2 Gudo.

Baca Juga

“Sehingga ketika anak-anak memakai pakaian Jawa tersebut dalam sehari, diharapkan tidak berbicara bahasa Indonesia, melainkan menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar. Tidak hanya pakaiannya saja yang Jawa tapi juga perbuatan dan perkataan ikut Jawa juga,” tambahnya.

Hal tersebut dilakukan untuk menguatkan pendidikan karakter pada peserta didik supaya punya rasa tawadhu dan unggah-ungguh. Bagaimana berbicara dengan orang tua, guru, maupun bagaimana berbicara dengan teman sebaya. Para siswa haru bisa membedakan.

“Kebanyakan sekarang anak-anak berkomunikasi dengan orang tua atau guru menggunakan bahasa Indonesia aja yang gampang. Itu nanti, kalau tidak kita lestarikan bahasa Jawa pasti akan punah. Oleh karena itu sangat penting pendidikan karakter pada anak melalui penggunaan bahasa daerah khususnya bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Kepala Sekolah tersebut.

Ia menjelaskan terkait penerapan program tersebut berawal dari usulan Forum Komunikasi Orang Tua SMPN 2 Gudo. Yang mengusulkan supaya anak-anaknya bisa diperkenalkan dengan adat Jawa.

“Kebetulan kami sejak dulu juga kepingin menerapkan seperti itu cuma belum tersampaikan. Jadi apa yang menjadi usulan wali murid dan kepinginan kami sejak dulu. Untuk memakai pakaian adat Jawa sekaligus menggunakan bahasa jawa halus yang baik dan benar. Mulai kita terapkan di bulan Januari 2024 ini, setiap satu bulan sekali di hari Kamis, Minggu pertama,” terangnya.

Jadi kalau program bilingual biasanya menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Di SMPN 2 Gudo berbeda, pihaknya menekankan bahasa Jawa, supaya murid-muridnya punya rasa tawadhu dan unggah-ungguh terlebih dahulu.

“Akhir-akhir ini bahasa Jawa sudah mulai dilupakan, kadang orang desa bicaranya pakai bahasa Indonesia. Termasuk gurunya juga wajib seperti itu, karena kadang-kadang kalau kita sudah menjadi guru belum tentu juga bisa menggunakan bajasa Jawa yang baik dan benar. Termasuk saya sebagai Kepala Sekolah juga akan seperti itu, walaupun tidak sehalus jogja, asal tidak bahasa Jawa pojok kampung,” ungkap Nuril.

“Jadi disetiap hari spesial tersebut, pada saat proses pembelajaran di kelas gurunya kita himbau untuk menerangkan materi sambil menyelipkan bahasa Jawa. Termasuk kalau anak-anak bertanya kepada guru sebisa mungkin harus belajar pakai bahasa Jawa,” lanjutnya.

Sementara untuk pakaian adat Jawa pihak sekolah tidak menyeragamkan. Terserah boleh pakai busana adat Jawa dari mana saja. Kalau laki-laki bisa Jawa lurik, Jawa Timuran, Madura, atau lainya, sedangkan kalau wanita boleh pakai kebaya atau lainya, yang penting masih Jawa. Termasuk juga guru-gurunya sama seperti itu.

Dengan kebebasan tersebut tidak disangka ternyata dari anak-anak ataupun bapak ibu guru banyak yang memakai adat Jawa dari bermacam-macam daerah. Hal tersebut ternyata juga bisa sebagai ajang untuk memperkenalkan keberagaman adat Jawa, termasuk pakaian adat dari Jombang sendiri bernama deles yang di pakai langsung oleh Kepala SMPN 2 Gudo, Nuril Hidayati.

Pihak sekolah juga tidak menekankan kepada para siswa untuk memakai pakaian adat Jawa yang semestinya. Menurut Kepala Sekolah, dirinya sangat memperhatikan kondisi ekonomi dari para wali murid sehingga bisa memakai busana seadanya saja, asal ada ciri khas Jawanya.

Pembinaan karakter di sekolah ini sangat ditekankan. Terbukti setiap pagi ada kegiatan religius seperti pembiasaan tilawah, sholat dhuha, sholat jamaah dhuhur, sholat jumat, dzikir tahlil kalau ada keluarga besar siswa/guru yang meninggal, dan istighosah setiap jumat pahing.

Kalau istirahat anak-anak diputarkan lagu-lagu sholawat, secara bergantian kadang, sholawat nariyah, sholawat jibril, tibbil kulub, sohibul busro. Termasuk saat menjelang upacara, supaya anak-anak bisa tertib dan terkondisi dengan baik diajak untuk membaca sholawat tibbil qulub, yang pernah masuk rekor muri gabungan sekolah se Jombang, supaya anak-anak tidak lupa.

Selain kegiatan religius ada juga kegiatan untuk menanamkan jiwa nasionalisme seperti, menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengucapkan Pancasila, lagu wajib nasional atau lagu-lagu daerah setiap pagi dan mau pulang.

Dalam hal prestasi sebanyak 6 siswa dari SMPN 2 Gudo yang mewakili Kecamatan Gudo. Berhasil menjadi Juara 2 Gala Siswa Indonesia (GSI) sepak bola kelompok usia se Kabupaten Jombang pada tahun 2023. (Kevin Nizar)

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait