BARENG, KabarJombang.com – SMPN 1 Bareng, Jombang, berhasil mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan, berbudaya, beriman, dan menjunjung tinggi prestasi. Salah satu bukti nyata sekolah tersebut dalam hal peduli lingkungan adalah dengan membudidayakan tanaman cincau yang ditanam dan dirawat siswa-siswinya sendiri.
Saat memasuki pintu gerbang SMP yang beralamatkan di Desa Mojounggul, Kecamatan Bareng, Jombang, tersebut, suasananya sangat rindang dan sejuk.
Tak hanya itu suasana ceria juga terpancar dari para siswa yang selalu bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
Plt Kepala SMPN 1 Bareng, Minto Rogo, mengatakan, sekolahnya tersebut saat ini telah memiliki ikon baru, yang menjadi ciri khas dari sekolah dengan julukan Spiba tersebut.
“Karena sudah ditetapkan sebagai ikon, maka cincau yang kami tanam sendiri di kebun belakang sekolah, terus kami budidayakan bersama dengan para siswa,” ujarnya kepada Kevin Nizar dari KabarJombang.com pada (10/9/2024).
Dengan adanya tanaman cincau itu, para dewan guru berhasil memanfaatkanya dengan membekali para siswa untuk berkreasi mengolah daun itu menjadi bahan utama makanan dan minuman. Salah satunya es cincau dan puding cincau.
“Dengan adanya kegiatan semacam ini, tujuan kami adalah menumbuhkan pengetahuan serta ketrampilan berbasis lingkungan. Yakni salah satunya dengan memanfaatkan tanaman disekitar kita yang juga kita rawat dan budidayakan dengan baik,” tutur Minto Rogo.
SMPN 1 Bareng menurut Minto Rogo, selain terkenal dengan pemanfaatan hasil alamnya, juga terkenal dan sudah diakui prestasinya, terutama dalam bidang pencak silat dan bola basket. Menurutnya, selain pencak silat dan bola basket di bidang-bidang lainya seperti olahraga dan kesenian, juga tak kalah berprestasinya.
“Kami berusaha melakukan pembinaan yang serius terhadap para siswa yang tertarik maupun memiliki potensi dalam bidang olahraga ataupun kesenian,” terangnya.
“Tapi memang sekolah kami dari dulu sudah terkenal dengan prestasinya dalam bidang pencak silat dan bola basket. Karena memang selain dari bakat siswa, juga kami lakukan pembinaan yang serius. Salah satunya dengan mendatangkan pelatih yang berkompeten dan berpengalaman,” tambahnya.
Selain prestasi, SMPN 1 Bareng tersebut juga telah menerapkan sistem digitalisasi pada perpustakaannya. Setiap siswa yang akan meminjam buku sudah tidak lagi menggunakan cara manual seperti pencatatan dan lain-lain. Akan tetapi sudah secara online, dan terintegrasi.
Dalam beberapa event serta peringatan hari besar, ia mengaku juga sering mengadakan berbagai macam perlombaan, dengan memanfaatkan daun cincau yang tumbuh lebat di sekolah tersebut.
Dalam bulan Agustus kemarin SMPN 1 Bareng turut serta berpartisipasi dalam menyemarakan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, dengan membuat berbagai macam perlombaan.
Seperti pentas seni jaranan dor, sunggih tempe, balap sarung berkelompok, dan memasukan paku dalam botol yang juga dilakukan secara berkelompok.
Perlombaan berlangsung sangat seru dan para peserta juga terlihat sangat berantusias dalam mengikuti lomba-lomba spesial kemerdekaan tersebut.
Abednego Immanuel Sudibjo, salah satu siswa SMPN 1 Bareng menungkapkan lomba tersebut sangat menggembirakan dan seru. Selain itu menurutnya bisa juga untuk mengasah kekompakan antar tim dan sesama teman.
“Dalam mengikuti perlombaan, teman-teman terlihat sangat lucu, karena dalam lomba balap balap sarung berkelompok, beberapa kali ada yang terjatuh, hingga terseret-seret. Akan tetapi mereka tidak menyerah begitu saja, bisa bangkit dan melanjutkan perlombaan lagi sampai garis finish,” ungkapnya.
Menurutnya peserta lomba berasal dari seluruh kelas, mulai dari kelas 7, 8 dan 9, yang semua lombanya diikuti secara berkelompok yang mempertandingkan antar kelas.
Kamelia Putra Eksanto, siswa lainnya dari SMPN 1 Bareng mengatakan, di hari sebelumnya juga terdapat lomba tari jaranan dor yang dipersiapkan untuk rekor muri yang diadakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang tersebut.
“Selain para siswa, bapak ibu guru juga tak mau kalah. Mereka juga mengikuti lomba seperti memasukan baku ke dalam botol secara beregu, kemudian estafet balon, dan masih banyak lagi,” ucapnya.
“Karena lomba ini merebutkan juara dari masing-masing pemenang. Maka para peserta saling bersaing dan berusaha sekompak mungkin, untuk bisa meraih gelar sebagai juara,” lanjutnya.
Selain itu menurutnya, dari adanya perlombaan tersebut terdapat beberapa manfaat yang sangat berguna bagi masing-masing siswa ataupun juga dari segi melestarikan budaya masyarakat Jawa pada zaman dahuku dsn termasuk icon dari Kabupaten Jonbang, yakni jaranan dor.
“Kami sangat senang apabila pihak sekolah sering mengadakan kegiatan semacam ini. Karena sangat bermanfaat dan menambah pengalaman serta wawasan baru terhadap budaya-budaya yang ada di Indonesia ataupun Jombang sendiri,” pungkasnya.