Sejak Dini, Pelajar SMPN 4 Jombang Digembleng Anti Korupsi

Kantin kejujuran SMPN 4 Jombang yang menggunakan sistem bayar e-money. (Istimewa).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Pembelajaran sejak dini tentang pendidikan anti korupsi sudah diterapkan di SMP Negeri 4 Jombang. Perjalanan yang menarik mengenai edukasi pentingnya menerapkan nilai-nilai kejujuran pada diri seorang anak sejak bangku SMP.

Dimulai dari penerapan pembelajaran berbasis teknologi dan digital. Sekolah ini menerapkan absen menggunakan scan barcode yang terintegrasi langsung dengan WhatsApp orang tua.

Baca Juga

Dengan begitu para orang tua siswa secara otomatis mendapat laporan dari sekolah kalau anaknya mengikuti pembelajaran di sekolah.

Kepala SMPN 4 Jombang, Slamet Agus Tri Prasetyo, mengungkapkan, peserta didiknya saat ujian sudah menerapkan digitalisasi. Sehingga dia secara langsung mengetahui hasil dari ujianya, tanpa ada faktor lainya yang mempengaruhi hasil ujian tersebut.

Kegiatan membatik ecoprint yang dilakukan oleh siswa-siswi SMPN 4 Jombang dengan di dampingi orang tua.(Istimewa).

“Disini kita juga punya koperasi kejujuran yang sistem pembayarannya menggunakan e-money. Karena dengan metode seperti itu kejujuran siswa diuji, anak-anak yang mengambil jajan atau barang di kantin akan secara sadar menghitung dan membayarnya sendiri sesuai harga yang tertera, tanpa ditagih penjaga kantin,” ungkapnya.

Ia mengaku awal penerapan kantin kejujuran selalu rugi, tetapi SMPN 4 Jombang berusaha memupuk kesadaran pada diri setiap siswa dengan penguatan moral keagamaan dan kerohanian.

“Kami selalu mengingatkan bahwa di kanan dan kiri setiap manusia ada malaikat yang selalu mengawasi kapanpun dan dimananapun itu, ada Tuhan yang maha mengetahui dari para hambanya. Dengan begitu anak-anak menjadi peka, sifat gotong royongnya juga tumbuh,” tuturnya.

“SMPN 4 Jombang juga punya program membatik yang didampingi langsung orang tua. Meskipun yang mengerjakan anaknya, orang tua cuma memberikan saran dan masukan. Sehingga dari situ terjalin diskusi yang akan mempererat hubungan antar orang tua dan anak dalam mengerjakan sesuatu,” lanjutnya.

Sebagai bentuk perhatian bagi para siswa agar terus semangat dalam mencari ilmu. Para dewan guru di sekolah ini mendirikan pawon berkah. Yang akan menyuplai makan siang dari para siswa yang kurang mampu secara ekonomi.

Makan siang tersebut diberikan setiap hari Rabu, Kamis, Jumat. Para bapak ibu guru secara gotong royong mengolah bahan-bahan yang mereka bawa dari rumah, bahkan beberapa bahan diambilkan dari tanaman hidroponik yang ditanam oleh siswa.

“Program tersebut ternyata membuat bapak ibu guru menjadi ketagihan, mereka merasa bangga bisa membantu murid-muridnya dari keluarga yang kurang beruntung. Dari pawon berkah juga terbangunlah sebuah ekosistem yang menarik karena ada mata rantai yang saling terkait,” ucapnya

“Misalnya ada program dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang tanaman hidroponik itu nanti hasil dari prakteknya akan digunakan untuk tambahan bahan masak dari pawon berkah. Jadi dari kita untuk kita,” terang Kepala SMPN 4 Jombang.

Sistem ini berjalan untuk memberi penguatan kepada siswa-siswi sebagai pelajar anti korupsi. Karena ada keterbukaan, dan para peserta didik dibina secara mental, jasmani maupun rohani menjadi satu kesatuan.

“Kemudian untuk maslaah disiplin sekolah ini mendidik murid-muridnya dengan melakukan apel setiap pagi pada pukul 06.40 WIB. Lewat apel tersebut sudah terbukti tidak ada anak yang terlambat dan mengikuti peraturan dengan baik. Dengan begitu anak-anak terbentuk disiplinnya, jiwa gotong-royongnya, dan batinnya juga terasah,” katanya.

Ekosistem ini yang di bangun SMPN 4 Jombang untuk mendidik pelajar anti korupsi, dengan sifat gotong royong, termasuk di sekolah ini tidak ada pembulian anak.

Selain itu ada program bernama wali kelas menyapa siswa, berupa curhatan dari para siswa yang didengarkan secara langsung wali kelas. Yang dilakukan seminggu dua kali, hari Senin dan Kamis, selama 20 menit wali kelas mendengar curahan hati dari seorang siswa.

SMPN 4 Jombang, juga sudah menjalani pembelajaran berbasis IT, sampai semua buku memakai barcode, digital yang bisa diakses melalui handphone masing-masing.

“Keuangan buku tersebut kemudian dibelikan smart televisi di tiap kelas, karena memang sekarang zamanya digitalisasi. Anak-anak bawa handphone semua yang khusus digunakan untuk pembelajaran selama di sekolah,” jelasnya.

Siswa SMPN 4 Jombang absen masuk kelas menggunakan scan barcode. (Istimewa).

Kepala SMPN 4 menceritakan, awal memperbolehkan siswa membawa handphone sempat ada konflik. Tapi lama kelamaan diberi pengertian bahwa handphone itu hanya untuk khusus pembelajaran.

“Termasuk bikin game pembelajaran, bikin kalender per kelas dengan desain kreasi mereka sendiri menggunakan aplikasi yang ada di handphone. Setelah desain jadi mereka juga mencetak sendiri dari uang kas kelas,” ucapnya.

“Sehingga bentuk kalender menjadi bermacam-macam sesusi ciri khas kelasnya masing-masing. Sebelum ditempelkan kita gelarkan pameran kalender karya siswa SMPN 4 Jombang, yang berhasil menjadi daya tarik,” imbuhnya.

“Jadi ekosistem harus kita bangun dengan baik dan pembelajaran semua tertuju pada siswa, bagaimana kreatifitas siswa itu bisa terasa. lewat program-program seperti ini,” pungkasnya. (Kevin Nizar)

 

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait