JOMBANG, KabarJombang.com – Dalam rangka menumbuhkan minat literasi kepada para siswa, Sekolah yang beralamatkan di Desa Segodorejo, Kecamatan Sumobito, Jombang ini membuat Gerakan Menulis untuk Murid dan Guru SMPN 1 Sumobito (Gemmuru Spinonesu). Gerakan ini, berhasil menerbitkan 5 buku ber ISBN dalam waktu 1 tahun.
Sugeng Hariyanto, selaku Kepala SMPN 1 Sumobito mengatakan, kondisi literasi anak-anak saat ini masih terbilang rendah dan kurang. Akhirnya pihaknya bersama-sama menindak lanjuti untuk mengadakan program Gemmuru Spinonesu ini. Tujuannya, supaya bisa memancing anak untuk menulis dan membaca.
“Kalau anak melihat hasil tulisannya dijadikan buku, otomatis senang kan. Dan hal tersebut juga sebagai daya tarik siswa untuk bisa meningkatkan ketertarikannya soal literasi membaca dan menulis,” ungkap Kepala Sekolah saat ditemui wartawan Kabar Jombang, pada (5/8/2024).
Jadi untuk anak-anak yang mempunyai minat besar dalam menulis oleh pihak sekolah dijadikan buku dan ber ISBN. Setelah buku tersebut jadi, otomatis akan dibagikan ke anak-anak yang menulis dan diikutkan pada pameran lokakarya dengan skala Jawa Timur.
“Awalnya kami mengakui banyak kendala, tapi terus kami usahakan, dan ternyata Alhamdulillah kami bisa melewati tantangan tersebut. Dan mendapat apresiasi dari banyak pihak termasuk para wali murid,” ujarnya.
Kepala Sekolah mengucapkan, terima kasih dan apresiasi kepada tim literasi dan wali kelas yang sudah mendukung serta membimbing anak-anak semua. Untuk bisa menulis hingga menerbitkan sebuah buku.
Susi Yuliati, selaku Kordinator literasi SMPN 1 Sumobito mengatakan, buku yang sudah jadi ini merupakan kumpulan dari hasil karya menulis anak-anak yang sudah diseleksi.
“Ini merupakan kumpulan buku anak-anak, dari satu kelas yang berjumlah 32 anak, tapi yang aktif menulis kan tidak semuanya. Jadi ketika pelajaran Bahasa Indonesia saya suruh untuk semua anak menulis, tapi yang punya bakat kita kembangkan,” terangnya.
“Akhirnya yang punya bakat jadi buku dan yang tidak punya bakat jadi makalah. Semua siswa tetap menulis dan kita seleksi, jadi 1 buku terdiri dari 50 siswa pilihan dan dipegang oleh 1 guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,” lanjut Susi.
Tapi menurutnya pihak sekolah tetap menghargai bagi anak-anak yang sudah berusaha menulis tapi hasilnya belum baik. Untuk di tampung dan diajari lagi oleh Bapak Ibu Guru, sehingga untuk kedepanya akan jauh lebih baik.
“Jadi untuk anak-anak yang walaupun kurang dalam hal menulis tetap kita tampung. Jadi kami tidak membedakan, cuma yang tulisanya bagus dan yang memang berminat, kita jadikan buku,” tutur Susi Yuliati yang juga merupakan seorang Guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut.
Dari program tersebut, Ia menysukuri ternyata lumayan banyak anak-anak yang tertarik pada dunia kepenulisan. Kalau memang benar-benar dibimbing dan dibina secara baik dan konsisten.
Dalam pengumpulannya, 1 anak menulis 1 judul tapi ada juga yang mengumpulkan 2 tulisan sekaligus. Akan tetapi pihak sekolah tetap mengambil 1 tulisan yang terbaik per anak, hasil dari seleksi.
“Cuma kembali lagi, tidak semua siswa mau untuk menulis dengan baik, ada juga yang malas. Tapi kami mendorong kepada siswa, untuk harus tetap membuat tulisan. Karena ini masuk juga dalam pelajaran,” lontarnya.
“Jadi semua siswa sama-sama mengerjakan. Cuma yang bagus kita bukukan, serta yang kurang bagus, kita arsipkan dan kita sumbangkan di perpustakaan sekolah,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, kelas 8 dan 9 masing-masing menghasilkan 2 buku, tapi berbeda dengan kelas 7. Karena masih pemula maka cukup menghasilkan 1 buku saja. Jadi total ada 5 buku yang sudah dihasilkan SMPN 1 Sumobito, lewat gerakan ini.
Anak-anak tersebut menulis sesuai dengan materi pada jenjangnya masing-masing. Kelas 7,8 menulis tentang puisi dan kelas 9 menulis tentang cerpen.
“Kami berusaha untuk menjaring anak-anak yang suka menulis, kemudian angan-angan kita waktu itu, bagaimana ya supaya anak-anak ini bisa senang menulis dan bisa diterbitkan,” ucap Kordinator literasi SMPN 1 Sumobito tersebut.
“Bahkan anak-anak yang karyanya terpilih untuk diterbitkan menjadi buku ini, punya sertifikat dari penerbit. Serta masing-masing mendapat buku hasil dari tulisanya bersama dengan siswa-siswi lainya,” pungkasnya.
Berkat keberhasilan itu SMPN 1 Sumobito dinobatkan menjadi, sekolah penggerak literasi. Yang dibuktikan dengan sertifikat dan di tanda tangani oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang.