JOMBANG, KabarJombang.com-Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab menghadiri apel Hari Santri Nasional dan 77 resolusi jihad yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Tepatnya di halaman kampus B Universitas Hasyim Asyari, Sabtu (22/10/2022) pagi.
Kegiatan ini diikuti ribuan santri di Jombang, juga jutaan para santri se-Indonesia, kader-kader Nahdlatul Ulama (NU) dari ranting-ranting dan secara virtual di 528 titik tersebar di kantor-kantor NU, pesantren, dan kantor pemerintah daerah, diseluruh Indonesia.
Para tokoh yang hadir diantaranya Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Rais Aam Syuriah PBNU KH Miftachul Akhyar, Dzurriyah KH Hasyim Asyari, Gus Ipul (Syaifullah Yusuf), Forkopimda Jombang.
Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz memaparkan kepada ratusan santri mengenai peristiwa bersejarah.
“Peringatan Apel Hari Santri Nasional bertujuan untuk mengenang peristiwa bersejarah tanggal 22 Oktober 1945 yaitu diserukannya resolusi jihad dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945,” tuturnya.
KH Abdul Hakim Mahfudz memberikan pesan kepada ratusan santri agar mencontoh perjuangan para pendahulu. “Saya berpesan pada seluruh santri, contohlah perjuangan para masyayikh yang penuh semangat dan tanpa rasa takut. Contohlah semangat juang para masyayikh yang tidak kendur walaupun melawan pasukan yang jauh lebih kuat dan dilengkapi dengan persenjataan modern. Saat itu perjuangan memang harus dilakukan melalui sebuah peperangan, tapi saat ini kalian memiliki tanggung jawab perjuangan dengan meningkatkan pemahaman keilmuan, belajar rajin penuh semangat dan atasi rasa malas,” jelasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengumandangkan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Santri oleh seluruh peserta apel dengan semangat dan kemudian pembacaan naskah resolusi jihad.
Pembina apel KH Yahya Cholil Staquf dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah khususnya terhadap Presiden Jokowi yang telah menetapkan Hari Santri sebagai Hari Nasional.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah, kepada Presiden Joko Widodo, yang telah menetapkan hari santri sebagai salah satu hari nasional, sebagai penghormatan atas jasa-jasa pahlawan dari kalangan para kiai dan para santri,” ungkapnya.
Ketua Umum PBNU ini berpesan kepada para santri agar dapat meneladani dan memuliakan para pendahulunya.
“Tidak ada cara yang patut untuk memuliakan jasa para pendahulu kita, selain dengan meneladani mereka. Berusaha berjuang seperti mereka, berusaha mempersembahkan khitmah yang ikhlas kepada seluruh bangsa Indonesia. Hanya dengan cara itu kita akan memiliki tenaga lahir batin yang cukup untuk memikul tanggung jawab dari mandat sejarah yang luar biasa raksasa, yaitu mandat untuk merawat jagad membangun peradaban,” tegasnya.
Kita tahu bahwa sesudah ini ada tugas-tugas, ada tanggung jawab raksasa yang harus kita arungi bersama, tetapi kita tidak berkecil hati. Karena kita mewarisi doa, ilmu dan barokah dari para pahlawan pendahulu. Semoga bimbingan dan pertolongan Allah SWT senantiasa memayungi, mengayomi bangsa dan negara yang kita cintai ini, negara Kesatuan Republik Indonesia,” tambahnya.
Acara apel diakhiri dengan penyerahan piagam prestasi santri oleh Bupati Hj Mundjidah Wahab kepada Pemenang Musabaqah Syarh Qawaid Fiqhiyyah dalam rangka peringatan Hari Santri tahun 2022 yang dilaksanakan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama.