JOMBANG, KabarJombang.com – Program “Humas RSUD Jombang Menyapa” merupakan bentuk layanan komunikasi informasi aktif yang diberikan pihak rumah sakit kepada masyarakat tentang layanan di RSUD Jombang. Kali ini sebagai narasumber dr. Dewi Nugrahini menyampaikan informasi layanan kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kabupaten Jombang.
Dalam paparannya, dr. Dewi Nugrahini menjelaskan, kalau ada pasien masuk ke IGD, dari drop zone itu kita screening untuk melihat kegawatannya. Pertama kita lihat kegawatannya, kita tanya keluhannya, kemudian kita lihat vital sign tentang nadinya, tekanan darahnya, pernapasannya, dari situ kita bisa tentukan pasien ini masuk P1, P2, atau kah P3.
Sedangkan kriteria P1, P2, P3 adalah untuk membedakan pasien mana yang seharusnya segera lakukan tindakan pertolongan dan pasien mana yang masih bisa menunggu. Dalam arti IGD itu, pasien kita tangani bukan berdasarkan kedatangan pasien yang awal atau datang akhir. Akan tetapi IGD itu menangangi pasien berdasarkan kegawat daruratan.
Kegawatan berdasarkan kriteria yang mengancam nyawa pasien. Misalnya, pasien yang butuh penangan segera yang kita lakukan tindakan langsung yaitu gangguan jantung maka segera kita tangani mana yang lebih gawat. Mungkin perlu segera kita pasang alat bantu pernapasan atau alat bantu lainnya. Sedangkan untuk pasien trauma masih bisa dikemudiankan.
Tentang masih adanya keluhan warga yang merasa ketakutan masuk ke RS karena masih suasana pandemi,dr Dewi menegaskan, tidak ada istilah “di-covid-kan” kepada siapapun yang berobat ke RSUD Jombang semua ditangani secara profesional. Beliau mengingatkan kepada masyarakat agar jangan takut berobat ke RSUD Jombang.
“Jadi jangan takut, ada screening sangat ketat. Kami punya dua IGD, satu khusus Covid-19, dan satunya non Covid-19,” ucapnya, kemarin. Ia lantas menjelaskan alur untuk bisa mendapatkan pengobatan yang tepat di RSUD Jombang. Setelah pasien tiba di IGD wajib melakukan uji swab antigen di pintu depan.
Jika hasilnya positif, maka akan diarahkan ke IGD khusus Covid-19. Sebaliknya, jika hasilnya negatif maka diarahkan ke IGD non Covid-19. Kemudian dilakukan screening lanjutan dengan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan pasien dalam gejala ringan, sedang atau berat. Jika hasil akhir nanti tidak menunjukkan kearah Covid 19, maka pasien akan ditempatkan diruang rawat inap yang non covid.
“Tidak perlu khawatir tertular pasien covid karena tempat perawatannya terpisah. Pasien yang bukan covid sangat aman menjalani perawatan rawat inap di RSUD Jombang. Harapan saya, tidak perlu takut memeriksakan kesehatan anda ke RSUD Jombang meski dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini. RS akan melakukan screening kepada pasien dan keluarga pasien. Terutama pada pasien rawat inap selalu kita lakukan screening Covid-19, terdiri dari rapid anti bodi, swab antigen, dan foto rontgen dada,” urainya.
“Jika ada keluarga yang ada keluhan apapun terkait kesehatannya, lebih baik segera dibawa ke RSUD Jombang dan jangan ditunda, supaya tidak terjadi delay yang justru bisa menyebabkan perburukan pada pasien. Karena sering sekali terjadi pasien yang sudah parah baru dibawa ke RSUD Jombang. Padahal ketepatan dan kecepatan membawa pasien ke RS bisa sangat berpengaruh pada hasil akhir penananganan terhadap pasien,” tutup dr.Nina.