KABARJOMBANG.COM – Mengaku belum mendapatkan bantuan akibat tanaman padinya diserang hama wereng oleh pemerintah, sejumlah petani di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, terpaksa menangani padi yang terserang hama wereng dengan fogging. Langkah ini, dilakukan para petani untuk bisa mengantisipasi serangan hama wereng susulan.
Matraji (45) salah satu petani mengatakan di Dusun Losari Desa Kedungpapar Kecamatan Sumobito mengaku, tanaman miliknya yang memiliki luas 25 hektar, hampir 99 persen terserang hawa wereng. Diprediksi, dirinya bakal gagal panen akibat serangan hama tersebut. Sebab, serangan hama wereng membuat tanaman tidak bisa lagi tumbuh secara normal.
“Jika sudah terserang hama wereng sudah tidak bisa diobati lagi. Sebab, setelah diserang, kondisi tanaman padi menjadi kuning hingga buahnya rontok. Namun hingga kini, belum ada bantuan dari pemerintah terkait hal ini,” terang Matraji, Kamis (6/7/2017).
Sehingga, untuk mengantisipasi serangan hama wereng semakin meluas, dirinya menggunakan fogging nyamuk untuk disemprotkan kepada padi yang belum terserang hama.
Penggunaan fogging, sengaja dilakukan karena dirinya tidak tahu lagi harus menggunakan pestisida apalagi untuk bisa menghentikan serangan wereng. Pasalnya, serangan wereng menyasar pada padi yang siap masuk dalam masa panen.
“Kemungkinan gagal panen sangat tinggi. Sebab, dari pengalaman sebelumnya, jika padi sudah terserang hama wereng yang biasanya panen 12 kwintal, hanya bisa panen 7 kwintal, bahkan hingga dibawahnya. Tentu, ini yang merugikan kami sebagai petani,” keluhnya.
Meski hasilnya tak maksimal, namun menurutnya setelah dilakukan fogging hama wereng sedikit berkurang. Sebab, dalam obat yang digunakan fogging, dirinya mengaku menggunakan campuran petisida dengan dicampur bahan bakar solar. “Memang tidak bisa sepenuhnya mati. Namun bisa sedikit mengurangi serangan wereng,” ungkap Matraji.
Meski begitu, hingga saat ini dirinya mengaku belum mendapatkan bantuan penanganan terhadap hama wereng yang menyerang tanaman padi milik petani. “Kita meminta agar secepatnya pemerintah bisa membantu petani untuk mengatasi hal ini. Sebab, jika ini tidak bisa teratasi, bisa diprediksi petani disini akan rugi,” pungkasnya. (aan/kj)