KABARJOMBANG.COM – Sebanyak 37.000 ton beras yang dimiliki Badan Urusan Logistik (Bulog), dipastikan bisa mengakomodir kebutuhan beras pada tahun 2018. Kepastian ini, disampaikan Kepala Bulog Sub Drive Surabaya Selatan, Arsyad, Rabu (3/5/2017).
Menurutnya, total stok 37.000 ton beras dimiliki Bulog bisa mencukupi kebutuhan pangan selama 18 bulan kedepan. “Dengan jumlah ketersedian stok itu, bisa dipastikan bisa mencukupi kebutuhan beras hingga tahun 2018. Sehingga stok tersebut, aman menjelang bulan puasa,” ujar Arsyad.
Bahkan, untuk menjamin ketersediaan pangan ke depan, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah seperti siap membeli gabah kering giling dari petani, dengan cara melakukan kerjasama dengan beberapa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Ini bertujuan untuk mengaplikasikan trilogi bulog, yakni tentang ketersediaan, keterjangkauan, dan kestabilan pangan,” terangnya.
Selain itu, untuk mengantisipasi adanya ketersediaan pangan, hingga saat ini pihaknya telah menyerap gabah petani hingga 21.000 ton. Meski masih jauh dari target, namun pihaknya menyakini akan bisa meningkatkan penyerapan gabah hingga akhir tahun nanti.
“Memang targetnya tahun ini penyerapan sebesar 50.000 ton. Tapi diprediksi penyerapan kita akan terus meningkat dengan adanya beberapa program bulog,” paparnya.
Meski begitu, pihaknya akan melakukan penyerapan gabah sesuai dengan aturan Inpres No 5 Tahun 2015. Dimana, gabah petani harus memiliki standar Gabah Kering Panen (GKP) seharga Rp 3.700 per kilogram. Dengan ditetapkan kadar air 25 persen, hampa kotoran 3 persen.
Sementara Gabah Kering Giling (GKG), dengan kadar air 14 persen dan hampa kotoran 3 persen, dibeli Rp 4.650 per kilogram. “Untuk beras kualitas medium dengan kadar air 14 persen, broken (pecah) 20 persen, menir 2 persen, diserap seharga Rp 7.300 per kilogram.
Selain itu, untuk komiditi gula yang tersedia hingga saat ini mencapai 6.000 ton, dan kemungkinan akan datang kembali sebesar 8.000 ton. “Sebagai salah satu penghasil pangan di wilayah Surabaya Selatan, posisi Jombang sangat vital. Sehingga kami menjamin penyerapan gabah di Jombang tidak ribet, asal sesuai dengan standar Inpres,” pungkasnya. (aan/kj)