KABAR JOMBANG – Lebih dari 400 anggota Satria Nusantara (SN) unit Tebuireng, dan unit Jogoroto, Kabupaten Jombang, menggelar latihan bersama (Latber) di Pantai Sidem, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Kamis (19/8/2015).
“Dari 400 orang lebih, 100 orang diantaranya anggota SN dari unit Jogoroto,” kata M Rizal, pelatih SN unit Jogoroto ini.
Gelaran senam kesehatan di pantai selatan pulau Jawa tersebut merupakan agenda rutin tahunan Satria Nusantara di Indonesia. Tak heran, jika latber SN ini kemudian dikait-kaitkan dengan tokoh mitos Nyi Roro Kidul. Tapi, sejatinya tidak demikian.
Menurut H Siamar, pelatih daerah Jawa Timur, Ada beberapa alasan dipilihnya pantai Sidem yang letaknya di selatan pulau Jawa ini menjadi lokasi latber SN. Yakni, secara geografis, pantai lebih dekat dengan inti bumi ketimbang gunung.
“Tekanan udara yang berdekatan dengan inti bumi atau di dataran rendah, lebih padat ketimbang tekanan udara di gunung. Gravitasi (daya tarik) bumi lebih kuat di dataran rendah ketimbang di dataran tinggi,” urai H Siamar yang melatih langsung Latber anggota SN Tebuireng dan Jogoroto.
Selain itu, lanjut pelatih yang sudah di tingkat Penjuru 7 ini, alasan dipilihnya pantai selatan menjadi lokasi senam kesehatan ini yakni deburan ombak di pantai selatan lebih dahsyat ketimbang pantai di sebelah utara tanah Jawa.
“Hempasan ombak yang dahsyat itu akan menghadirkan energi yang tinggi berupa embun atau udara yang bersih dan segar. Di saat itulah kita menghirup udara itu sekuat-kuatnya. Manfaatnya, akan mengganti sel-sel mati pada tubuh secara alami, dan mampu menghilangkan penyakit apapun yang bersarang di tubuh,” papar H Siamar.
“Berbeda di pantai sebelah utara pulau Jawa yang ombaknya lebih kecil. Tentu, manfaatnya tidak semaksimal dibanding di pantai selatan. Jadi, saya tegaskan, latber SN ini tidak ada kaitannya dengan tokoh mitos Nyi Roro Kidul,” tegasnya.
Usai latber tersebut, anggota disajikan bebrapa atraksi SN berupa memecah botol, bambu gila, dan memotong labu air diatas perut dan leher. “Atraksi tersebut hanya menggunakan kekuatan pernafasan yang ada dalam diri manusia. Tidak ada ilmu atau mantra khusus di atraksi ini,” kata H Siamar, yang memandu atraksi tersebut. (rief)