KABARJOMBANG.COM – Jawa Timur menjadi tempat berikutnya rencana deklarasi program pemagangan tenaga kerja secara nasional oleh Presiden Joko Widodo. Hal ini disampaikan Kasi Pembinaan Penyelenggaraan Pelatihan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur, Endang Sulawati saat membuka Pelatihan dan Pemagangan Dalam Negeri, di balai desa Mojojejer Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang, Selasa (14/3/2017).
Menurutnya, program pemagangan nasional tersebut merupakan komitmen pemerintah dalam menciptakan terobosan untuk percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja dalam negeri. Untuk di Jombang, lanjutnya, Disnakertrans Jatim menggandeng CV Al-Fadhly sudah sejak tahun 2016 lalu untuk program pemagangan tersebut.
“Dengan mengikuti program pemagangan yang sistematis, peserta memperoleh pengalaman kerja yang lebih praktikal. Sehingga, peserta pemagangan dapat lebih cepat diserap pasar kerja sekaligus menjadi bekal para peserta untuk terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya. Dan kami berharap, peserta bisa diserap langsung oleh CV Al-Fadhly,” papar Endang.
Pihaknya menegaskan, pelatihan dan pemagangan tersebut bukan salah satu strategi mencari pekerja dengan upah rendah. “Kita hilangkan image itu. Pelatihan dan pemagangan ini merupakan terobosan untuk mencari tenaga kerja terampil,” tegasnya.
Endang juga mengatakan, pemagangan merupakan upaya pemerintah dalam menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT). Menurut data yang dikantonginya, jumlah pengangguran di Jatim pada tahun 2016 menembus angka 839.380 orang, atau sebesar 4,21 persen dari jumlah angkatan kerja yang berjumlah 19.953.560 orang. “Angka tersebut menurun 0,26 persen dibanding tahun 2015,” ungkapnya.
Belum lagi, lanjutnya, kita akan dihadapkan oleh kelulusan sekolah yang akan menambah daftar jumlah pengangguran. Tahun 2016 tercatat, sebanyak 480 ribu lulusan SMA, dimana 60 persen melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dan sisanya masuk dunia kerja. Belum lagi lulusan D3 sejumlah 115.300 orang dan sekitar 172.800 lulusan sarjana.
“Ditambah lagi, TKI yang dideportasi karena tidak membawa dokumen. Hingga bulan Februari 2017 sudah menembus angka 516 orang. Dan tenaga kerja yang ter-PHK sekitar 9.045 orang. Inilah yang menjadi perhatian pemerintah untuk terus melakukan terobosan-terobosan. Salah satunya, melalui program pemagangan ini,” kata Endang.
Sementara Fadlan Ali, Direktur CV Al-Fadhly dalam sambutannya juga menyampaikan terima kasih karena perusahaannya kembali digandeng Dinakertrans Provinsi Jatim untuk program pelatihan dan pemagangan dalam negeri tahun 2017.
Dijelaskannya, pelatihan dan pemagangan itu bukan melulu keterampilan, tapi bersifat integratif. Artinya, peserta akan mendapatkan penguasaan knowledge industri, teknik skill, komitmen. “Dan yang paling penting, peserta mendapat etika atau etos dalam bekerja. Jadi, mereka akan menjadi profesional yang beretika,” paparnya di hadapan 30 peserta magang pada perusahaan industrinya.
Disebutkannya, selama proses pelatihan dan pemagangan pada industri jahit tas, sepatu, cetak dan sablon ini, peserta mendapatkan 160 jam pelajaran. “75 persennya praktek, dan sisanya materi pengetahuan. Hal ini berdasarkan Permenaker 36 tahun 2016,” ungkap Fadlan.
Fadlan juga berharap, pemagangan ini bakal berkontribusi besar dalam menambah jumlah tenaga kerja yang memiliki skill serta menyesuaikan supply dan demand tenaga kerja. “Ini sesuai misi kami, yakni membangun kesejahteraan bersama melalui UKM. Meski berbasis UKM, industri kami memakai sistem pabrikasi,” papar Direktur CV Al-Fadhly yang akhir Februari 2017 lalu mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jatim atas partisipasinya dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui program pemagangan dalam negeri. (rief/kj)