SUMOBITO, KabarJombang.com – Banjir yang melanda wilayah Dusun Grudo, Desa Madiopuro, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, pada Senin (9/6/2025), tidak hanya merendam permukiman warga, namun juga menyebabkan kerusakan parah pada lahan pertanian milik warga. Sedikitnya 15 hektare sawah terdampak banjir. Para petani terancam gagal panen, dengan total kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp 40 juta.
Sutrisno (55), salah satu petani yang sawahnya terdampak, mengungkapkan bahwa lahan sawah yang terdampak banjir baru saja ditanami padi dan jagung. “Tanaman ini baru ditanam. Kali ini sudah dua sampai tiga kali gagal panen karena banjir,” ujarnya saat ditemui di lokasi.
Menurut Sutrisno, masih ada harapan jika banjir tidak berlangsung lebih dari tiga hari. “Kalau padi itu, misalkan banjir nggak sampai tiga hari, biasanya masih bisa tumbuh. Tapi kalau lebih dari itu, ya mati,” katanya.
Saat ini ia berencana untuk menanam ulang, namun masih terkendala modal.
Senada dengan hal tersebut, Heru Kurniawan (45), petani lainnya juga mengalami nasib serupa. Ia memperkirakan kerugian total di sawah milik beberapa warga yang terdampak mencapai Rp 40 juta pada musim tanam kali ini. “Di sekitar sini, ada sekitar 100 x 40 bata lahan jagung yang terdampak. Satu bata bisa rugi sekitar Rp 1 juta,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kerugian akibat banjir ini sepenuhnya ditanggung oleh para petani. “Nggak ada bantuan dari pemerintah. Semua ditanggung sendiri. Ini memang sudah risiko petani,” ujarnya pasrah.
Terkait penyebab banjir, warga menyebutkan tingginya debit air sungai akibat curah hujan ekstrem dan kondisi cuaca yang tidak menentu. “Ini katanya El Nino Basah. Cuaca sekarang nggak bisa diprediksi,” jelas Heru.
Sebagai solusi, ia berharap pemerintah membangun tanggul di sekitar aliran sungai yang kerap meluap. “Kalau bisa dibangun tanggul tinggi, supaya air sungai nggak sampai meluber ke sawah dan permukiman,” harapnya.