NGORO, KabarJombang.com – Para produsen arang kayu pendem di Kecamatan Ngoro Jombang mulai meningkatkan produksi menjelang hari raya Idul Adha. Hal tersebut, menyusul meningkatnya permintaan dari para konsumen.
Permintaan tersebut, diperkirakan akan terus meningkat hingga H-1 hari raya Idul Adha atau ketika hari raya Idul Adha tiba. Banyaknya permintaan tentunya disikapi oleh pengerajin Arang dengan menambah stok produk arang pendem, demi memenuhi kebutuhan konsumen.
Budiman pengerajin arang kayu pendem di Dusun Dayangan Desa Genukwatu Kecamatan Ngoro Jombang mengatakan, permintaan arang pendem menjelang Idul Adha mencapai 5 Kwintal lebih.
“Sebenarnya penambahan 5 Kwintal hanya memberikan tambahan stok arang bagi konsumen yang biasanya beli eceran per kantung kresek biasanya. Namun, jika ditotal secara keseluruhan dari pemesanan arang pendem bagi pelanggan dengan konsumen yang beli eceran ketika Idul Adha, kurang lebih mencapai 3 ton 5 Kwintal,” ucapnya.
Banyaknya permintaan dari para konsumen, tidak menjadikan harga arang milik Budiman naik. Menurutnya, harga akan tetap stabil meskipun menjelang Idul Adha. Perubahan konsep penjualan dari per kilo hingga menjadi per karung (borongan) diakibatkan keterbatasan kemampuan fisik saat ini.
“Harga awalnya dibuat per kilo Rp3.000, namun seiring berjalannya waktu dan usia saya. Harga arang kayu pendem per karung glangsing alias borongan Rp 225.000 tanpa haru menimbang lagi. Harga arang saat ini meskipun banyaknya permintaan dari pelanggan akan tetap saya kenakan harga biasanya,” paparnya.
Penambahan stok 5 kwintal arang bagi pengecer yang biasanya membeli untuk keperluan Idul Adha. Diperkirakan Budiman sudah mencukupi karena pembeli eceran sangat sulit diprediksi.
“Saya rasa penambahan stok arang 5 kwintal sudah cukup bagi konsumen yang membeli eceran ketika Idul Adha nanti. Meskipun tahun 2024 lalu pernah stok 5 Kuintal tersebut habis, sementara tahun 2023 stok arang 5 Kuintal masih tersisa banyak. Jadi saya hanya bisa memberikan stok 5 kwintal saja,” ucapnya.
Sementara itu, Budiman memperoleh bahan baku pembuatan arang kayu pendem dari pohon yang ada di kebun miliknya sendiri, dan membeli kayu di area kebun milik warga lainnya. Pohon yang digunakannya sebagai bahan baku arang saat ini dengan segala jenis pohon baik randu, hingga pohon mangga.
“Sekarang segala jenis pohon saya gunakan sebagai bahan baku pembuatan arang. Dahulu pohon asem menjadi pilihan saya sebagai bahan baku utama, namun saat ini saya menerima semua jenis kayu seperti mangga,”ucapnya.
1 kali pembakaran dalam satu bulan yang dilakukan oleh Budiman. Hal itu ia lakukan karena menyesuaikan dengan bahan baku yang ada.
”jumlah kayu yang dibakar untuk pembuatan arang kurang lebih 6 kali angkutan mobil pickup. Jumlah tersebut sekali bakar selama satu bulan. Jadi saya melakukan pembakaran satu bulan sekali. Berbeda sebelum adanya virus Corona waktu itu saya bisa membakar lebih dari satu kali dalam satu bulan, saat ini saya juga menyesuaikan bahan baku yang ada,”pungkasnya.
Total pelanggan tetap arang kayu pendem milik Budiman sudah mencapai kurang lebih 70 pelanggan dan tersebar di Kabupaten Jombang.