KABARJOMBANG.COM – Ambrolnya plengsengan pada proyek pemeliharaan berkala saluran sekunder Mojosari, di Dusun Sukoharjo Desa Penggaron Kecamatan Mojowarno, untuk kali kedua setelah dua bulan selesai dikerjakan, dinilai karena rendahnya mutu pekerjaan.
Penilaian itu disampaikan Joko Fatah Rochim, Ketua Forum Rembug Masyarakat Jombang (FRMJ), Jum’at (23/12/2016). Menurutnya, rendahnya mutu pekerjaan itu terjadi, disebabkan oleh lemahnya pengawasan saat pekerjaan tersebut berlangsung.
“Kunci mutu pekerjaan, ada pada pengawas atau konsultan. Jika proyek yang baru selesai dikerjakan dua bulan lalu itu sudah ambrol dua kali, itu bukti lemahnya pengawasan,” tandas Fatah.
Dari lemahnya pengawasan tersebut, lanjut Fatah, pihaknya menduga bahwa pihak pelaksana proyek yakni CV Adyatma Putra, memiliki peluang terjadinya penyimpangan spesifikasi teknis (spektek) pada proyek plengsengan tersebut, sehingga proyek yang baru selesai dikerjakan itu mengalami kerusakan.
“Tidak menutup kemungkinan, adanya dugaan penyimpangan spesifikasi teknis pada proyek pelengsengan tersebut,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten Jombang Arif Gunawan, saat dikonfirmasi terkait persoalan ini, belum ada jawaban. Dihubungi melalui Ponsel-nya, pihaknya mengaku masih mengikuti kegiatan bersama Bupati Jombang, Jum’at (23/12).
Seperti diberitakan sebelumnya, baru selesai dikerjakan dua bulan, proyek pemeliharaan berkala saluran sekunder Mojosari, di Dusun Sukoharjo Desa Penggaron Kecamatan Mojowarno, sudah ambrol di dua titik, Rabu (21/12/2016). Bahkan, ambrolnya proyek senilai Rp 170 juta tersebut sudah terjadi kali kedua.
“Ambrolnya dua hari yang lalu. Sebelum ini, plengsengan itu sempat ambrol. Tapi sudah dibenahi. Sekarang ambrol lagi di dua titik yang berbeda. Di sebelah utaranya yang dulu,” kata seorang petani, warga setempat, yang enggan namanya disebutkan di lokasi, Rabu (21/12/2016).
Kali ini, masing-masing titik ambrol sekitar 2 meter. Sementara di sekitarnya mengalami retak-retak. Diduga, ambrolnya plengsengan yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Kabupaten Jombang 2016 tersebut, tidak kuat menahan beban air yang tergenang di pinggir plengsengan setelah diguyur hujan, hingga menggerus bangunan yang belum lama selesai dikerjakan itu.
Seorang warga tersebut mengaku, tidak mengetahui ambrolnya plengsengan yang dikerjakan CV Adyatma Putra tersebut. “Saya tidak tahu pasti penyebabnya. Pagi hari saat saya ke sawah, sudah ambrol. Sepertinya tidak mampu menahan beban air akibat hujan,” katanya.
Dia juga menduga, selain karena beban air setelah diguyur hujan, ambrolnya plengsengan tersebut lantaran pihak pelaksana tidak mengedepankan kualitas pekerjaan alias dikerjakan asal-asalan. Sebab, usia bangunan masih baru, yakni selesai dikerjakan pada 22 Oktober 2016 lalu.
“Kemungkinan, plengsengan tersebut dikerjakan asal-asalan, karena usia bangunan masih baru. Itupun sudah dua kali ini ambrol. Kami juga berharap, dinas terkait mengevaluasi pengerjaan proyek tersebut,” tandasnya. (rief)