JOMBANG, KabarJombang.com – Menyambut peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2025 mendatang, Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Jombang memastikan akan turun ke jalan menyuarakan keresahan buruh terhadap kondisi ketenagakerjaan di daerah.
Konfirmasi rencana aksi ini disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Sarbumusi Jombang, Lutfi Mulyono. Ia menyebut, pemberitahuan aksi telah dikirimkan secara resmi ke pihak kepolisian.
“Kami tetap akan menggelar aksi. Surat pemberitahuannya sudah kami sampaikan ke Polres Jombang,” ungkap Lutfi, pada Sabtu (26/4/2025).
Aksi ini akan menyoroti sejumlah persoalan ketenagakerjaan yang dinilai tak kunjung membaik. Salah satu tuntutan utama Sarbumusi adalah mendesak pencabutan Omnibus Law, yang dinilai merugikan pekerja. Selain itu, mereka juga akan membawa sejumlah isu lokal yang kerap dialami buruh di Jombang.
Di antaranya adalah dugaan pelanggaran normatif oleh perusahaan, sistem kerja alih daya (outsourcing), praktik penahanan ijazah oleh pemberi kerja, serta upah yang belum sesuai dengan standar Upah Minimum Kabupaten (UMK).
“Salah satu persoalan yang muncul adalah banyak buruh dibayar di bawah UMK, tapi memang kami bergerak berdasarkan laporan kasus. Jadi belum bisa memastikan jumlah pastinya,” jelas Lutfi.
Sejak tahun 2024 hingga awal 2025, Sarbumusi telah menangani konflik ketenagakerjaan yang melibatkan 17 perusahaan. Ia mengakui bahwa tren pelanggaran cenderung meningkat pada tahun ini.
“Kami melihat kecenderungan peningkatan kasus sepanjang 2025. Penanganan kami semakin intens karena banyak laporan masuk,” ujarnya.
Dengan aksi ini, Sarbumusi berharap pemerintah dan pemangku kepentingan memberi perhatian serius terhadap kondisi buruh di Jombang, khususnya dalam hal penegakan hak-hak pekerja dan perlindungan dari praktik eksploitatif.
