JOMBANG, KabarJombang.com –Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Rembuk Masyarakat Jombang (FRMJ), Joko Fatah Rochim menyoroti sejumlah proyek fisik di Desa Pulolor, Kecamatan Jombang, Kabupaten jombang.
Menurut Joko Fatah Rochim, dalam proyek tersebut diduga banyak penyimpangan. Di antaranya pembangunan gapura, proyek mangkrak dan juga diduga ada proyek fiktif.
Dikatakan Cak Fatah, panggilan akrab Joko Fatah Rochim, pembangunan di Desa Pulolor dinilai sangat amburadul acak-acakan serta diduga banyak dimark-up.
Sementara di satu sisi Pj Kepala Desa Pulolor , Andri Herlambang yang dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jombang ini, ditengari tidak memperbaki kondisi desa justru membuat carut-marut Desa Pulolor.
Setiap ada proyek pembangunan fisik, pernah ada papan nama proyek. Dengan begitu warga tidak tahu berapa nilainya proyek dan dari mana sumber dananya.
Salah salah contoh bangunan drainase tahun 2024 yang peralihan dari Gang Seruni di alihkan ke Rt 5 RW 5 itupun dipindah tidak melalui musyawarah tahu-tahu dipindah. Parahnya lagi, hingga saat ini tak kunjung dikerjakan, hingga mncul petanyaan warga dikemanakan anggaran proyek tersebut.
Wajar masyarakat menduga bangunan fiktif memang kenyataanya bangunanya tidak ada. Masyaratkat sekitar menunggu tak kunjung dibangun. Saat Ketua RT menayakan anggaran berapa, tidak diberitahukan.
“Saya sebagai orang Desa Pulolor sangat dongkol (kesal) dengan kelakuan Pj Kepala Desa Pulolor, BPD,TPK, pendamping desa dan Dinas DMPD. Karena mereka diduga bersekongkol terkait proyek yang ada di Desa Pulolor” jelas Joko Fatah Rochim, Kamis (23/1/2025).
Joko Fatah Rochim mengungkapkan selain itu ada juga bangunan gapura di Desa Pulolor yang disurati Kepala Desa Kepatihan yang mempertayakan kenapa gapura kepatihan ikut di bongkar karena tanah yang dibangun itu sebagian ikut Desa Pulolor sebagian ikut Desa Kepatihan
Menurut Cak Fatah, seharusnya pihak desa Kepatihan diajak musyawarah tidak langsung di bongkar. Pembangunan Gapura Tersebut tidak jelas berapa nilainya asal dibangun begitu saja dan hasilnya amburadul.
“Ketika saya tanyakan proyek yang ada di Desa Pulolor, katanya menggunkan uang hutang bank. Ini pasti ada anggunan kalau tidak ada anggunan pasti mereka ada rekomendasi dari dinas terkait yaitu DMPD,yang saya pertanyakan kenapa harus sampai hutang apa ini tidak nambahi beban desa bunganya,”ungkap Cak Fatah.
Lebih lanjut Cak Fatah mengungkapkan, disamping itu juga ada proyek pembangunan irigasi tahun anggaran 2024 di biarkan mangkrak samapai hari ini dengan nilai Rp 100.000.000. Ketika itu dikatakan jika panjang proyek irigasi sepanjang 80 meter. Tetapi keyataanya di papan nama proyek panjangnya 90 meter.
“Parahnya lagi kenapa proyek tersebut terjadi mangkrak tidak dilanjutkan pemborongnya. Sempat saya tanya pekerjanya kenapa tidak dilanjutkan karena bosnya tidak dibayar pihak desa. Sehingga proyek tersebut terjadi mangkrak,” ujar Fatah.
“Jelas pemborongnya juga dirugikan, karena sudah membeli material, membayar tukang dan tidak dibayar. Kalau persoalan ini pihak BPD, Pendamping Desa dan pihakDMPD kalau tidak tahu ya mustahil. Ini pasti ada persekongkolan “ungkap Fatah.
Karena itu, Joko Fatah Rochim berharap pihak Kejari Jombang, segera memanggil dan memeriksa Pj Kades Pulolor, BPD, pendamping desa, dan pihak DMPD terkait dugaan penyimpangan proyek yang ada di Desa Pulolor, ”pungkas Fatah.
Sampai berita ini ditulis, KabarJombang.com masih berupaya konfirmasi Pj Kades Pulolor, Andri Herlambang, dan pihak DMPD Jombang.