JOMBANG, (kabarjombang.com) – Banjir di Kota Santri, Jum’at (25/11/2016) malam, bukan hanya merendam kawasan di Kecamatan Jombang. Banjir juga menerjang di empat kecamatan lainnya, yakni Mojowarno, Mojoagung, Sumobito, Tembelang, Kesamben, dan Kecamatan Bareng. Meski begitu, air bah mulai berangsur surut mulai Sabtu siang.
Di Dusun Pekunden dan Kebondalem Desa Kademangan, Kecamaatan Mojoagung, banjir berasal dari luapan air sungai dan hujan deras yang turun sejak Jum’at siang hingga malam. Akibatnya, sebanyak 365 kepala keluarga (KK) merasakan dampak dari banjir di wilayah tersebut yang terjadi pada Jum’at (25/11/2016) malam. Belasan warga terdiri dari ibu rumah tangga, nenek-nenek dan anak-anak, terpaksa harus menginap di balai desa setempat.
“Air mulai datang jam 18.30 WIB. Akibat luapan sungai. Ketinggian mulai dari 55 centimeter sampai dengan 155 sentimeter,” ujar Sopi’i, warga Kademangan.
Wilayah ini, diapit dua aliran sungai yang seringkali menjadi pemicu genangan air di perkampungan warga, yakni kali gunting dengan hulu di Kecamatan Wonosalam dan kali catak banteng dengan hulu di wilayah Kandangan Kabupaten Kediri.
Sementara di Desa Pesantren, ketinggian banjir seperti di Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung mencapai sekitar 80 sentimeter, juga disebabkan oleh luapan sungai yang melintas di desanya. Akibat guyuran hujan deras yang cukup lama itu, debit air sungai semakin tinggi hingga meluap menggenangi permukiman.
Seorang warga setempat, Saini mengatakan, banjir tersebut merupakan bencana tahunan yang kerap melanda desanya setiap musim hujan. Meski begitu, warga enggan mengungsi dan nekad bertahan di rumah masing-masing. Selain terbiasa dengan bencana musiman itu, warga juga khawatir kehilangan barang-barang berharga miliknya jika mereka tinggal mengungsi.
Akibat terendam banjir, aktivitas warga menjadi terganggu sebab seluruh akses jalan desa dan rumahnya tergenang air cukup dalam, sehingga tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan, baik roda empat maupun roda dua. (rief)