JOMBANG, KabarJombang.com – Talkshow bersama Abah Warsubi yang pertama kali digagas Pengurus Cabang (PC) Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Kabupaten Jombang, dihadiri oleh puluhan anak muda dari berbagai komunitas yang tergabung dalam ‘Kita Warsa’.
Kesempatan ini digunakan oleh beberapa perwakilan untuk curhat terkait persoalan yang mereka hadapi terkait kondisi terkini di sektor ekonomi kreatif.
Bertempat di Hotel Fatma, Rabu (9/10/2024) talkshow ini juga memberikan apresiasi pada para seniman dengan memutar beberapa hasil karya anak muda Jombang berupa lagu dan konten kreatif.
Aris Prasetyo, perwakilan dari komunitas seniman mengaku sangat berterimakasih pada lWarsubi karena telah memberikan apresiasi dengan memutar beberapa karya anak muda Jombang.
“Ketika karya saya diputar dan ditonton oleh teman-teman tadi, saya sangat senang. Selama ini memang cukup banyak juga musisi dan seniman Jombang yang mengapresiasi. Namun dari pemerintahan nggak ada menoleh sama sekali meskipun hanya sekedar ucapan selamat,” tambahnya.
Ia menambahkan, salah satu band asal Jombang, Tweentynine berjuang di Jakarta untuk bertarung di Industri musik dengan label-label besar sama sekali tidak diapresiasi oleh pemerintah daerah.
“Dengan kerendahan hati kami Abah, semoga para seniman dan musisi Jombang bisa diwadahi. Saya berkarya dari 2010. Ini sudah tahun ke 14. Semoga ketika abah memimpin nanti, bisa lebih memperhatikan kami, para seniman Jombang yang sudah berkarya untuk mengharumkan nama Jombang,” harapnya.
Selain itu, ada pula Hario Gembel, seniman seni rupa asli Jombang yang kini berdomisi di Solo ini mengaku Jombang butuh suatu tempat yang bisa mewadahi banyak seniman untuk berkreasi.
Seniman yang pernah menjuarai 2 kali kompetisi internasional dan 4 kejuaraan nasional ini yakin jika pemerintah Jombang memberikan ruang, fasilitas dan apresiasi terhadap karya-karya anak mudanya, maka bukan tidak mungkin tempat kreatifitas ini bisa menjadi lokasi wisata.
“Di Jombang ini tidak ada tempat untuk pameran. Jadi banyak yang akhirnya melakukan pameran di luar kota. Di sana jadi cuan. Hingga nama mereka kemudian besar di luar kota. Mungkin jika di Jombang ada alternatif space, seniman Jombang yang ada di luar kota akan kembali lagi. Hingga memajukan nama Jombang,” jelasnya.
Ia juga yakin, ketika identitas Jombang sebagai kota santri dikukuhkan, harus ada tagline khusus untuk memperkuatnya.
“Teman-teman muda Jombang sedang coba untuk membuat tagline yang dijadikan hashtag di media sosial, #kaligrafikalaunggakdariJombangitunggaksip,” tukasnya.
WarSa Siap Fasilitasi Kreasi Anak Muda Jombang
Sementara itu Warsubi menyambut baik semua yang menjadi keresehan para seniman Jombang.
“Kami sangat mengapresiasi anak-anak muda Jombang yang ingin berkreasi. Ketika kami menjabat, Pendopo Kabupaten akan terbuka lebar untuk teman-teman semua. Pendopo kabupaten Jombang adalah pendopo untuk rakyat. Kami siap memfasilitasi. Apalagi kesenian. Kesenian itu fleksible. Bisa tampil dimana-mana. Bisa pameran di Pendopo, bisa tampil di acara CFD alun-alun, bisa kita bikinkan acara saat malam minggu. Kami siap mendukung penuh,” jawabnya.
Ia menambahkan, ada banyak ruang kreasi yang bisa digunakan untuk pameran atau kegiatan kesenian yang lain. Pemerintah kabupaten Jombang memfasilitasi dengan kerja sama bersama dinas-dinar terkait.
“Tempat pameran bisa juga di GOR. Kolaborasi para seniman akan kami nantikan. Yang jelas, seluruh kebijakan yang berasal dari bawah dan akan kita teruskan ke atas. Semua dilibatkan secara inklusif. Masyarakat tidak boleh ditinggalkan dalam menentukan kebijakan. Itu yang terpenting,” Pungkasnya.