JOMBANG, KabarJombang.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang telah menjelma menjadi pusat pelayanan unggulan dalam penanganan gangguan berkemih, dengan mengintegrasikan inovasi terkini dan peralatan canggih dalam upaya memberikan perawatan yang optimal bagi setiap pasien.
Dalam upaya melayani masyarakat dengan lebih baik, RSUD Jombang tidak hanya menawarkan solusi konvensional seperti operasi untuk pembesaran prostat atau pengangkatan batu ginjal, tetapi juga memperkenalkan teknologi laser terbaru yang memungkinkan pemecahan batu ginjal secara minimal invasif.
Hal ini memberikan alternatif yang lebih aman dan efektif bagi pasien, mengurangi risiko dan mempercepat proses pemulihan. Hal tersebut diulas dalam acara dialog interaktif bernama “Humas RSUD Jombang Menyapa,” pada Kamis (4/7/2024) bertempat di ruang humas RSUD Jombang.
Dokter spesialis urologi RSUD Jombang, dr. Fakhri Surahmad, Sp.U, M.Kes, menjelaskan, gangguan berkemih adalah masalah umum yang dialami oleh banyak orang, baik pria maupun wanita. Namun, pada pria berusia di atas lima puluh tahun, gangguan ini sering kali disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa prostat yang membesar bisa menekan saluran kencing, menyebabkan gejala seperti kesulitan berkemih, seringnya berkemih terutama pada malam hari, serta nyeri saat berkemih.
“Pembesaran prostat jinak ini sebagian besar disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Hormon testosteron bisa berubah menjadi dihidrotestosteron, yang kemudian memicu pembesaran prostat,” ujarnya.
Dalam melakukan diagnosis, RSUD Jombang menggunakan berbagai metode termasuk pemeriksaan fisik dan USG. Untuk menilai ukuran prostat serta tes pancaran kencing untuk mengevaluasi seberapa baik fungsi saluran kencing pasien.
Untuk pelayanan unggulan di poli urologi yang ada di RSUD Jombang saat ini ada yang terbaru yakni penggunaan laser, untuk memecahkan batu. Jadi batu-batu yang ada di ginjal atau saluran ureter bisa dipecahkan menggunakan laser.
“Kemuadian yang sudah rutin kita kerjakan adalah operasi untuk mengambil atau memecahkan batu ginjal tanpa pembedahan. Jadi dilakukan dengan mengakses ginjal dengan jarum, kemudian jarum tersebut kita masukan melalui pinggang, terus kita lebarkan saluran tersebut baru kita masukan alat kita,” jelas dr. Fakhri.
“Kita biasanya menyebutnya dengan bedah minimal invasif, jadi operasi tanpa pembedahan yang lukanya kecil sekitar 1 centimeter saja untuk mengeluarkan batu ginjal. Tapi harus kita pilih berdasarkan indikasinya, batu-batu yang tidak terlalu besar. Kalau batunya besar tidak bisa dilakukan dengan metode tersebut ya terpaksa harus kita lakukan pembedahan,” lanjut dokter alumni Universitas Airlangga tersebut.
Selain itu RSUD Jombang saat ini juga sedang mengembangkan pelayanan pada poli urologi ini. Atas dasar banyaknya pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal yang mengharuskan pasien tersebut harus cuci darah.
“Untuk cuci darah ini sebenarnya sangat menyakitkan bagi pasien karena harus seminggu 2 kali datang rutin untuk melakukan cuci darah. Sebenarnya ada alternatif lain yang lebih meringankan pasien dengan menggunakan metode Continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) yakni metode cuci darah yang dilakukan melalui perut,” ungkapnya.
“Jadi proses penyaringan darah yang seharusnya dilakukan oleh ginjal tersebut di gantikan dengan cairan khusus yang dimasukan ke dalam rongga perut,” tambahnya.
Operasi untuk memasang selang tersebut ke dalam rongga perut nantinya akan dilakukan secara mandiri oleh pasienya. Tapi memang ada syarat-syarat khusus, pasienya harus edukatif ada tempat yang bersih untuk memasang dan memasukan cairan tersebut dan harus ada persiapan khusus.
Di akhir perbincangan dokter spesialis urologi tersebut memberikan pesan kepada pasien. Untuk tidak perlu khawatir dalam memeriksakan semua keluhan yang terkait dengan gangguan kencing kepada para dokter di RSUD Jombang.
“Dengan pemeriksaan yang sangat lengkap di sini, termasuk juga alat yang disediakan sudah cukup lengkap dibandingkan rumah sakit yang ada di sekitar. Insyaallah kita akan bisa menangani dengan lebih tepat sesuai dengan indikasi. Untuk teknik operasi, dan lain-lain pasti kita akan sesuaikan dengan kondisi pasien,” pungkasnya.