JOMBANG, KabarJombang.com – Puluhan bayi mengikuti skrining PJB (Penyakit Jantung Bawaan) di ruang KH Wahab Chasbullah RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Jombang Jawa Timur, Sabtu (2/12/2023). Bayi yang hadir digendong oleh orangtuanya. Umur mereka bervariasi, mulai 1 hingga 24 bulan.
Acara tersebut dalam rangka memperingati ulang tahun ke-4 Yayasan Jantung Anak Indonesia atau Indonesian Children Heart (InCH). Dalam skrining tersebut InCH menggandeng RSUD Jombang dan Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang Sidoarjo. Rumah sakit ini juga sedang merayakan ulang tahun ke-56.
Ketua Yayasan InCH dr. Muhammad Perdana Airlangga, Sp. Jp menjelaskan, selain menggelar skrining PJB, pihaknya juga menggelar sejumah acara lainnya. Antara lain, pelatihan untuk tim dari RSUD Jombang, yaitu pelatihan NICU. Ini untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan penanganan neonatus.
“Serta edukasi bagi orang tua, bagaimana kalau anak-anaknya terdeteksi penyakit jantung bawaan. Dalam hal ini yang memberikan materi adalah Dr. dr. Mahrus A. Rahman, Sp. A (K). Sehingga deteksi dini ebih baik lagi,” ujar Muhammad Perdana.
Yayasan InCH sengaja memilih RSUD Jombang dan Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang Sidoarjo. Alasannya, selama ini rujukan PJB dari RSUD Jombang relatif tinggi, sedangkan di RS Siti Khodijah banyak dokter dengan spesialisasi jantung anak.
“Rujukan paling banyak penyakit jantung bawaan, yang pertama dari Sidoarjo sedangkan kedua dari Jombang. Makanya kita melakukan kolaborasi. Harapannya dengan kolaborasi ini deteksi dini PJB bagi masyarakat Jombang lebih baik lagi,” lanjutnya.
Ditemui di tempat yang sama, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Jombang dr Iwan Priyono SpOG mengatakan, sebanyak 56 bayi yang mengikuti skrining PBJ. Menurut Iwan, selama ini PJB di RSUD Jombang relatif tinggi, yakni antara 15 hingga 18 pasien.
“Selama ini, lanjut dokter spesialis kandungan ini, ketika menemukan kecurigaan adanya PJB pada anak, pihaknya merujuk ke RS Siti Khodijah Muhammadiyah Sidoarjo. “Dalam satu bulan kita menemukan 15 hingga 18 PBJ pada anak. Kemudian kita rujuk ke RS Siti Khodijah Muhammadiyah,” ujarnya.
Terpisah, Direktur RSUD Jombang Direktur RSUD Jombang dr Ma’murotus Sa’diyah Mkes mengapresiasi kolaborasi dengan Yayasan Jantung Anak Indonesia dan Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang Sidoarjo. Karena dengan kegiatan tersebut bisa membantu masyarakat Jombang yang anaknya terkena PJB.
Pasalnya, dalam skrining tersebut tidak dikenakan biaya alias gratis. Ke Depan, dokter Eyik, panggilan akrab dr Ma’murotus Sa’diyah Mkes, rumah sakit yang ia pimpin memilik dokter anak dengan sub spesialis penyakit jantung. Sehingga penanganan medis bisa dilakukan di RSUD Jombang sendiri.
“Kami dari RSUD Jombang mengucapkan terima kasih kepada Yayasan InCH dan RS Siti Khodijah Muhammadiyah Sidoarjo atas kolaborasi ini. Karena pasien PJB pada anak di Jombang sangat terbantu,” ujar dokter Eyik.
Usai Dalam seremonial tersebut, orang tua yang memiliki anak PJB duduk dengan tertib. Mereka mengikuti acara dari awal hingga akhir. Sedikitnya ada empat bilik pemeriksaan yang sudah disiapkan.
Di bilik tersebut terdapat petugas medis dan alat bernama echocardiography. Yaitu, alat untuk pemeriksaan struktur jantung yang menghasilkan gambar tiga dimensi. Masing-masing pasien kemudian dipanggil untuk menjalani pemeriksaan.
dr. Muhammad Perdana Airlangga, Sp. Jp didampingi dr Iwan Priyono SpOG berada di salah satu bilik pemeriksaan tersebut. Seorang bayi berusia satu bulan yang diantar oleh neneknya langsung ditangani oleh dokter Perdana. “Dari hasil pemeriksaan atau skrining, ada potensi kebocoran jantung,” ujar dokter Perdana.