Polusi Debu Potongan Kayu PT Sengfong Disebut Sudah Level Membahayakan 

Ket foto : Aan Anshori Direktur Link Jombang.
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Debu potongan kayu PT Sengfong buat warga geram karena cemari lingkungan. Bahkan, Direktur Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LInK) Aan Anshori sebut pencemaran sudah pada level membahayakan.

“Menurutku dampak bocornya cerobong pabrik kayu Tunggorono sudah pada level membahayakan warga sekitar pabrik. Jika diteruskan berproduksi, dampaknya akan lebih parah,” ucapnya kepada KabarJombang.com, Selasa (3/10/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, Pemkab Jombang harusnya bisa melindungi masyarakat.

“Pemkab, melalui penyidik DLHK, harus berani melindungi warga. Caranya, menutup sementara problem kebocoran limbah. Tindakan ini wajib dilakukan bahkan dengan cara menghentikan produksi sekalipun (segel). Pemkab tak perlu takut karena punya dasar hukum UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,” ujarnya.

Lebih lanjut, masih kata Aan, setelah di segel, pemkab harus berani menekan pabrik untuk bertanggung jawab atas dampak pencemaran yang telah terjadi. Baginya, kompensasi kepada Korban adalah wajib. Tidak hanya itu, pemkab juga dapat meninjau ulang izin pabrik seandainya tidak patuh

“Saya mendorong masyarakat terdampak berani mengajukan gugatan class action, setidaknya terhadap pabrik, untuk memastikan hak-haknya terlindungi,” jelasnya.

“Kasus Tunggorono adalah ujian pertama Pj. Bupati Jombang, Sugiat. Semoga ia mampu menyelesaikan kasus yang belum tentu berhasil diselesaikan oleh bupati pendahulunya,” katanya menambahkan.

Sebagai informasi, warga Desa Tunggorono terganggu dan mengeluh dengan debu potongan kayu beterbangan di lingkungannya yang berdampak pada polusi udara.

Andri (35) warga setempat mengatakan bahwa selana 2 bulan PT senfong mengeluarkan polusi berupa debu potongan kayu berterbangan sehingga membuat makanan jualan di lapak pedagang kotor oleh abu kayu PT Sengfong.

“Atap-atap daun-daun banyak ditutupi oleh serbuk kayu,” ujarnya

Saifudin (57) penjaga desa menambahkan bahwa setelah diprotes warga debu potongan kayu menjadi berkurang. Dan hari ini, Minggu (1/10/2023), ia melihat sudah bersih udara.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait