PETERONGAN, KabarJombang.com – Tanaman jagung milik seorang petani asal Desa Ngrandulor, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang yang sudah berusia 50 hari, gagal panen akibat hujan terus menerus.
Romli (56) petani jagung asal Desa Ngrandulor, Kecamatan Peterongan tersebut terpaksa membabat habis tanaman jagung miliknya akibat terendam air hujan yang menjadikan tanaman jagung mati.
“Tanaman jagung yang kita babat dari pagi ini sudah mati, rata-rata ini usianya 50 hari sudah dipanen. Tapi kalau mati terendam air semingguan ya mati,” ujarnya pada Minggu (23/10/2022).
Dikatakan Romli, tanaman jagung miliknya sudah mulai masuk masa panen, namun sebagian rusak akibat hujan yang membuat beberapa area tanaman jagungnya tergenang air.
“Sebagian masih ada yang selamat, hanya beberapa batang saja dan tidak normal tumbuhnya, sebab akarnya ini (jagung) tidak bisa mengatasi untuk tumbuh bagus dan terlalu banyak air, jadi meskipun hidup pun tidak normal,” bebernya.
Lanjut Romli, meski tanaman jagung layak dijual, namun tanaman jagung milik Romli sudah dipastikan tidak dapat di jual lagi meski untuk pakan ternak. Dengan begitu, Romli mengalami kerugian hingga Rp 2 juta rupiah dengan lahas seluas 2.800 meter.
“Kalau ini pasti rugi, jika dihitung kisaran 2 juta lebih dari luas lahan 2.800 meter persegi. Bahkan, untuk kebutuhan pupuk saja habis Rp 1 juta lebih, bibitnya kemarin juga mahal Rp 100 ribu per kg. Jadinya tanaman jagung ini harus dibabat dan digantikan tanam pagi,” bebernya.
Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang, Much Rony sudah melakukan pendataan kepada para petani yang gagal panen tiga varietas tanaman alami puso (gagal panen). Dimana masing-masing tanaman yang gagal panen tersebut diantaranya adalah jagung 1.265 hektare. Sedangkan untuk garbis 78,1 hektare dan semangka 16 hektare.
Dengan begitu, ia akan melakukan pengajuan dana melalui CSR untuk membantu para petani yang mengalami gagal panen di Kabupaten Jombang.
“Bagi yang terdampak bencana masih ada kekurangan 1.128 hektare, kita ajukan bantuan benih padi melalui dana CSR. Intinya begini, upaya kita mengajukan dari CSR melalui Bappeda, barangkali ada,” pungkasnya.