KabarJombang.com – Gas air mata adalah senyawa kimia berbentuk partikel cairan halus yang dapat menyebar melalui udara.
Guru Besar FKUI Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa secara umum, paparan gas air mata dapat menimbulkan dampak pada kulit, mata, dan saluran pernapasan.
Dilansir dari Kompas.com, kandungan gas air mata bisa berupa bahan kimia 2-chlorobenzalmalononitrile (gas CS), dibenzoxazepine (gas CR gas), chloroacetophenone (gas CN), atau oleoresin capsicum yang biasanya digunakan dalam semprotan merica.
Dikutip dari cnnindonesia.com, pada saluran napas, gejala akut atau yang berlangsung cepat bisa muncul berupa dada yang terasa berat, batuk, tenggorokan seperti tercekik hingga sesak napas.
Efek gas air mata pada Kesehatan
Ada beberapa potensi efek gas air mata pada Kesehatan ketika seseorang terpapar zat ini yang perlu diperhatikan, antara lain :
Gangguan pada mata
Setelah terpapar gas air mata, dampaknya bisa membuat mata berair, gatal, panas seperti terbakar, tidak bisa melihat untuk sementara, dan pandangan kabur.
Efek jangka panjang jika terkena paparan gas air mata berupa kerusakan mata, pendarahan mata, katarak, sampai kebutaan.
Gangguan pernapasan
Gas air mata juga bisa menimbulkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Saat menghirup kabut gas ini, orang bisa tersedak, hidung dan tenggorokan terasa panas dan gatal, batuk-batuk, mual dan muntah, hingga sesak napas.
Dalam kasus parah, paparan kabut gas di ruang tertutup dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kematian.
Gangguan pada kulit
Paparan gas air mata pada kulit yang terbuka dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Untuk kasus yang parah, iritasi bisa berlangsung selama berhari-hari dengan gejala gatal, melepuh, kulit ruam kemerahan, atau seperti mengalami luka bakar.
Efek gas air mata di atas tergantung tempat paparan di ruang tertutup atau terbuka, jarak kita dengan gas air mata yang dilepaskan, konsentrasi zat yang digunakan, dan riwayat Kesehatan secara keseluruhan.