JOMBANG, (kabarjombang.com) – Menutup lebaran ketupat pada 7 hari setelah Hari Raya Idul Fitri, sebagian masyarakat di Kabupaten Jombang menerbangkan balon berukuran besar ke udara. Hal ini terlihat pada tradisi tahunan yang digelar warga Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Rabu (13/7/2016).
Di lokasi ini, puluhan warga terlihat memadati halaman Musholla yang menjadi tempat penerbangan balon, dan juga tempat menggelar kenduri lebaran ketupat. Tampak, satu persatu warga membawa tumpeng berisi ketupat dan juga lontong khas lebaran ketupat.
Setelah tiba di lokasi, warga kemudian membaca do’a bersama-sama sebagai pembuka kenduri ketupat yang menjadi tradisi tahunan.
Namun, ada yang unik usai kenduri yang dilakukan warga. Mereka mengeluarkan balon raksasa yang terbuat dari kertas warna-warni, untuk diterbangkan ke udara. Jika dilihat kasat mata, cara menerbangkannya tidak terlalu sulit. Balon hanya diisi dengan asap hasil pembakaran daun pisang yang sudah mengering serta kulit kelapa. Nah, secara perlahan, balon mengembang karena terisi asap. Saat itulah, balon dengan diameter dua meter tersebut terbang ke angkasa, melabung diterpa angin.
Amin (45), salah satu toko masyarakat di desa setempat mengatakan, setiap Musholla yang ada di Desa Bandung selalu menerbangkan balon raksasa pada setiap H plus 7 lebaran atau Lebaran Ketupat. “Ini sebagai simbol peluruhan dosa-dosa selama lebaran,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pembuatan balon aneka warna itu membutuhkan waktu tiga hari. Sedangkan biayanya berasal dari iuran warga. Pengerjaannya juga dilakukan secara bersama-sama.
“Dengan begitu, akan tercipta kerukunan antar sesama warga. Selain itu, setiap balon raksasa hanya menghabiskan biaya Rp 200 ribu. Biaya itu kita ambilkan dari iuran warga,” ujarnya. (ari)