PLANDAAN, KabarJombang.com – Baznas Kabupaten Jombang, Lembaga Dana Sosial (LDS) Roushon Fikr, dan Ikatan Keluarga Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair) Surabaya melakukan aksi bersama bakti sosial di Dusun Kedungdendeng, Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang.
Seperti yang sudah diketahui wilayah tersebut dapat digolongkan sebagai wilayah terdepan, terluar, dan terdalam atau lebih akrab di telinga dengan sebutan 3T.
Selain akses yang sulit dijangkau karena medan jalan harus menerobos kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani KPH Jombang, juga kondisinya seperti tak laik untuk dilintasi. Sedikit saja tertepa air hujan, maka sudah dipastikan akan berjibaku setengah mati untuk sampai disana.
Perjalanan di mulai dari titik kumpul di Islamic Center, kawasan Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang. Setelah selesai berkoordinasi dan memastikan kesiapan barang bawaan, enam mobil rombongan bergegas menuju titik pertemuan pertama di Dusun Brangkal, Desa Jipurapah. Dibutuhkan waktu 45 menit perjalanan kiranya hingga sampai lokasi tersebut.
Selanjutnya berganti menggunakan kendaraan yang laik untuk menaklukan keganasan jalanan hutan Jipurapah tersebut. Akhirnya barang beserta 35 orang peserta bakti sosial menaiki dua jeep dan dua truck yang telah dimodifikasi khusus untuk medan offroad.
Hampir 120 menit waktu dihabiskan berjalan rata-rata dengan kecepatan 20km per jam menuju ke lokasi bakti sosial di SDN Jipurapah II Plandaan. Tubuh rasanya penuh keringat yang tak henti menetes lantaran sengatan matahari dan menahan goncangan dahsyat dari dalam kendaraan. Dalam kubangan lumpur yang terjadi akibat hujan ringan selama tiga hari terakhir saja, sudah mencapai setengah badan anak usia 4 tahun. Sangat dalam, hingga roda kendaraan yang gagah hanya terlihat separuhnya.
Meskipun begitu, semua terbayarkan oleh sambutan warga Dusun Kedungdendeng yang hangat. Mereka melempar senyum ramah ketika mobil rombongan melintas, sambil sesekali terlihat mengayunkan tangannya. Ditambah kepala, guru, serta peserta didik SDN Jipurapah II Plandaan masih bersetia menantikan kehadiran rombongan. Hal itu karena kedatangan rombongan terlambat beberapa waktu dari jadwal yang disusun sebelumnya.
Bakti Sosial dan Upaya Membangun Harapan
Setibanya di lokasi bakti sosial, rombongan bergegas menempati posisinya masing-masing dan sebagian menurunkan barang bawaan. Diantara periksaan kesehatan umum dan mata, kelas motivasi anak-anak, pengemasan sembako, serta dialog dengan tokoh Dusun Kedungdendeng.
Ketua Baznas Kabupaten Jombang, Didin A Sholahudin pun mengatakan kegiatan bakti sosial semacam ini rutin di gelar tiap sebulan sekali. Baznas Kabupaten Jombang sangat membuka lebar pintu sinergi dalam melangsungkan kebaikan ini di wilayah-wilayah membutuhkan di Kota Santri.
“Ini adalah kali kesekian saya hadir di Desa Jipurapah. Namun sekarang adalah medan terganas yang harus saya lewati. Tak bisa dibayangkan bagaiamana pengajar maupun peserta didik berangkat ke sekolah. Demikian warga untuk mendapat pelayanan publik, tentunya tidak dapat berjalan secara maksimal. Semoga langkah kecil ini menjadi ikhtiar yang luar biasa untuk seluruh warga disini,” ungkapnya, Sabtu (11/6/2022).
Semua berjalan bersamaan dan lancar tanpa kendala. Banyak warga Dusun Kedungdendeng dan sekitarnya memeriksakan kesehatannya serta keluhan terhadap indera penglihatannya. Selain diberikan obat, sebagian juga direkomendasikan ke pengobatan rumah sakit untuk penangan lebih serius.
Dokter spesialis mata dari IKA Unair Jombang, dr Mochammad Sjarifudhin, setelah melakukan periksaan mata ditemukan memang cukup banyak warga yang mengalami gangguan penglihatan akibat katarak. Ini dibutuhkan tindakan operasi kecil untuk menghilangkannya dan direkomendasikan mendatangi sentra medis di pusat Kota Jombang. Sayangnya sebagian besar enggan, memilih meminta obat saja untuk meringankan.
“Terlihat sekali warga Dusun Kedungdendeng masih ada keraguan yang besar akibat mendengar kata ‘operasi’. Bisa juga lantaran aksesnya yang cukup sukar bagi mereka yang rata-rata sudah berusia senja. Sehingga tidak semata hanya proses penyembuhan saja yang perlu ditangani, melainkan juga edukasi seputar kesehatan agar lebih terbuka,” katanya.
Persoalan pendidikan pun masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi wilayah di ujung Barat Telatah Kebo Kicak ini. Kebanyakan selepas menempuh pendidikan di bangku sekolah dasar, sebagian besar memilih melanjutkan ke wilayah tetangga seperti Kabupaten Lamongan dan Bojonegoro karena berbatasan langsung. Selebihnya pun dengan pertimbangan lebih dekat dengan jangkauan yang jauh lebih mudah. (*)