JOMBANG, (kabarjombang.com) – Ingin menghindari titik kemacetan, para pemudik nekad mengambil jalan pintas dengan cara menyeberangi Sungai Brantas. Hal ini seperti terlihat di salah satu jalan pintas mudik di Desa/ Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Selasa (5/7/2016).
Di tempat tersebut, terlihat pemudik ramai memadati perahu penyeberangan yang menghubungkan antara Kabupaten Jombang dengan Kabupaten Nganjuk. Tak hanya kendaraan roda dua, kendaraan roda empat pun juga tampak menggunakan jasa perahu penyebarangan itu.
Bukan tanpa alasan mereka lebih memilih menggunakan jasa perahu tambang, ketimbang harus terjebak macet seperti tahun-tahun sebelumnya. Meski membahayakan, namun mereka tetap memilih jalur alternatif tersebut untuk mempercepat perjalanan menuju kampung halaman mereka.
Seperti yang diungkapkan Luluk (40), salah satu pemudik asal Kabupaten Nganjuk ini. Dia memilih tubuhnya bersama dengan anak istrinya diangkut dengan perahu kayu yang berukuran beberapa meter, daripada terjebak macet seperti pengalaman tahun sebelumnya,
“Saya lebih suka menaiki tambangan ini dari pada berlama-lama di jalanan, karena banyaknya pemudik yang pulang ke kampung halaman,” akunya.
Meski harus mengeluarkan kocek tambahan, dia tak mempermasalahkan hal tersebut. Ia mengaku, jika menaiki perahu tambangan di sungai brantas tersebut, ia harus mengeluarkan biaya penyebarangan sebesar Rp 10 ribu sekali angkut. “Kalau pemudik seperti saya yang menggunakan mobil, biayanya sekitar Rp 10 ribu sekali angkut,” katanya.
Hal tersebut dilakukannya, karena pengalaman Mudik tahun sebelumnya di Ploso dan Simpang Mengkreng atau Simpang Bangjuri, sering terjadi kepadatan arus lalu lintas. Sehingga memperhambat laju kendaraan. “Sementara jika melewati jalur ini perjalanan saya ke kampung halaman lebih cepat,” cetusnya. (ari)