JOMBANG, KabarJombang.com – Bangunan menara air ringin contong, yang berada di titik nol menjadi salah satu ikon Kabupaten Jombang.
Bagi masyarakat Jombang sudah banyak yang tahu, kata ringin contong merupakan gabungan antara ringin atau pohon beringin yang tumbuh besar di lokasi itu, dan contong identik dengan tandon air peninggalan kolonial Belanda.
Menurut dosen sastra Unipdu Jombang, Nurdin Bramono. Keberadaan monumen ringin contong menjadi pembelajaran untuk tidak menebang pohon sembarang.
“Kalau di pikir lebih mendalam, keberadaan contoh di pohon ringin itu menjadi pembelajaran yang diberikan oleh zaman dahulu terhadap para pemuda di zaman sekarang untuk tidak menebang pohon sembarangan. Karena hal itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan pada pohon tersebut,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Senin (18/10/2021).
Dosen asal Probolinggo ini menuturkan jika contong tersebut digunakan untuk kesuburan pohon agar suasana setempat tidak terlalu terasa panas.
“Kalau tidak ada cadangan airnya, maka pohon itu tidak akan tumbuh dengan besar dan rindang. Kan adanya pepohonan itu salah satunya agar suasana di kawasan setempat biar menyejukkan. Nah kalau pas ditebang sembarangan, ya jadinya panas nanti,” tandas Nurdin.
Ringin Contong sendiri, menurutnya ditanam sejak zaman kolonial Belanda atau pada masa pemimpinan R.A.A Soeroadiningrat V Bupati pertama di Jombang. Dengan adanya ringin contong yang dihias dengan taman sekitarnya itu, menurutnya terdapat makna sejarah yang sangat penting diketahui bagi masyarakat di Jombang sekarang.
“Bagi pemuda jaman sekarang itu seharusnya dengan keberadaan Ringin Contong itu bukan untuk dibuat asyik-asyik an saja. Akan tetapi dijadikan sebuah pelajaran bahwa pentingnya menanamkan pohon untuk menghijaukan kawasan yang masih panas di Jombang,” imbuhnya memungkasi.
Terpisah, sejarawan Jombang, Nasrul Illah mengatakan ringin contong ada sejak Mataram Kuno. Seperti pada umumnya pohon, ringin itu tumbuh subur di persimpangan jalan penghubung wilayah barat-timur dan utara-selatan. Karena akarnya, akhirnya menjadi penahan dan penyimpan air.
“Kerindangan pohon dan adanya sumber air menjadikan tempat istirahat para musafi atau orang dalam perjalanan. Dimasa Kolonial Belanda, sumber air itu dibuatkan kaptering air/tower, sebagai cadangan air kota Jombang,” jelas pria yang akrab disapa Cak Nas ini kepada KabarJombang.com.
Diketahui, bangunan ringin contong yang menjadi titik nol Kabupaten Jombang kini masih kokoh berdiri. Selain menyimpan makna sejarah, kawasan ringin contong itu kini masih eksis dijadikan spot foto asyik kaum milenial.