JOMBANG, KabarJombang.com – Sebuah truk dengan nomor polisi S-8825- HL nyaris terguling di Jalan Dusun Petengan, Desa Tambakrejo, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Setelah truk bermuatan tebut itu terperosok ke bekas galian jaringan gas (Jargas).
Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Ketika itu pengemudi truk Wahyudi (37) hendak parkir sementara di tepi jalan untuk menunggu temannya yang akan mengikuti pengiriman ke daerah Nganjuk.
“Tadi itu awalnya saya ingin parkir sebentar saja ke pinggir jalan ini untuk menunggu teman. Tapi pas waktu ke pinggir sempat kaget kok ada tanah yang ambles hingga ban belakang truk ini masuk ke dalam gitu,” ujarnya kepada KabarJomabang.com, Senin (13/9/2022).
Usai ban belakang truknya terperosok, dirinya spontan langsung turun mengamankan diri. Lantaran truk yang dikemudikannya nyaris terguling. Wahyudi menahan body truk dengan tiang besi dan kayu agar tidak terguling. Menurut penuturan warga sekitar, kata Wahyudi gundukan tanah tersebut merupakan bekas galian Jargas.
“Pas terasa truk mau guling itu saya langsung turun dan cepat-cepat mengambil tiang besi dan kayu ini sebagai penahan body truk agar tidak terguling. Karena kalau sampai terguling, sulit untuk berdirikan lagi. Kemudian ada warga dan saya tanya memang tanah ini merupakan bekas galian Jargas yang ditutup kurang maksimal gitu saja,” terangnya.
Wahyudi mengaku sudah melakukan komplain terhadap pihak yang melakukan penggalian jargas. Nantinya, pihaknya akan dibantu pihak pengelola jargas untuk mengevakuasi kendaraannya.
“Tadi sempat berbicara dengan petugas Jargas di sini, katanya mau patungan untuk penarikan atau menderek truk ini. Kalau dananya tadi sudah disampaikan katanya patungan setengah-setengah gitu katanya,” tukas Wahyudi.
Ditempat yang sama, salah seorang warga setempat yang enggan menyebut namanya menyampaikan bahwa dirinya mengakui jika penutupan bekas galian Jargas kurang maksimal. Sehingga terkena hujan atau air, tanahnya mudah amblas.
“Lubangnya itu kan pasti dalam, seharusnya kalau mau nguruk atau menutup kembali itu harus ada alat untuk menekan. Agar tidak mudah ambles saat hujan ataupun saat dilintasi muatan berat seperti ini. Ya kalau seperti ini bisa dinilai dari kurangnya serius saat pekerjaan,” katanya saat ditemui.
Terpisah saat dikonfirmasi kepada Humas PT Hutama Karya, Adryanto menuturkan jika sudah menerima laporan terkait dengan insiden tersebut. Adryanto hanya menyampaikan bahwa penutupan bekas jargas di Jombang masih dalam tahap progres.
“Ini sudah teratasi pak, pakai jonder tadi. Untuk galian kami memang lagi progres dari Pulogedang dahulu baru ke selatan,” kata Adryanto.