SUMOBITO, KabarJombang.com – Memasuki musim kemarau, sejumlah bahan pokok mengalami ketidakstabilan harga. Salah satunya seperti penjualan sembako di pasar tradisional Sumobito, Jombang.
Fitri salah satu penjual bahan pokok di Pasar Sumobito, Jombang mengatakan bahwa terdapat 3 jenis bahan pokok yang mengalami kenaikan harga. Dari kenaikan harga tersebut, perempuan berusia 31 tahun itu menyampaikan bahwa dikarenakan karena musim.
“Sekarang kan musim kemarau, jadi stok dari petani itu semakin sedikit. Kemungkinan banyak yang berbuah tidak maksimal gitu, kalau yang mengalami kenaikan itu disini ada 3 jenis bahan pokok. Seperti gubis, tomat, dan jeruk nipis,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Selasa (31/8/2021).
Adapun harga dari beberapa jumlah bahan pokok itu disebutkan yakni, gubis yang sebelumnya Rp 5 ribu menjadi Rp 10 ribu, tomat yang biasanya Rp 12 ribu perkilogram kian jadi Rp 15 ribu perkilogram, jeruk nipis yang biasanya Rp 7 ribu perkilogram menjadi Rp 12 ribu rupiah perkilogramnya.
Sementara untuk harga sembako yang lain, perempuan asal Desa Losari, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang itu menyampaikan bahwa sudah wajar meski ada salah satu yang mengalami penurunan. Hal itu terjadi dikatakan memang sudah setara harga penjualan.
“Kalau yang lain rata-rata sudah stabil, apalagi harga sayuran. Meskipun ada salah satu yang mengalami penurunan seperti harga cabai, tapi cabai memang sudah lumayan lama harganya anjlok. Kalau untuk harga sembako yang lain sudah stabil, meskipun pembelian masih jarang,” terangnya saat ditemui.
Adapun harga sembako yang mengalami kestabilan harga, seperti cabai rawit Rp 12 ribu perkilogram, wortel Rp 8 ribu perkilogram, kentang 12 ribu perkilogram, jahe kunyit laos Rp 20 ribu perkilogram, bawang putih Rp 22 perkilogram, dan boncis Rp 8 ribu perkilogram.
Senada juga disampaikan Siti Aisyah salah satu pedagang sembako di Pasar Sumobito, Jombang. Selain sepi pembeli, dirinya juga membeberkan bahwa harga sembako masih cenderung tidak stabil.
“Selama ini pokoknya harga bahan pokok itu mengalami naik-turun, ya mungkin pengambilannya itu sudah mulai mengurang. Kalau yang sangat sepi dan bahkan tiap harinya tidak ada pembeli itu seperti beras, minyak, dan telur,” katanya saat ditemui.
Adapun jenis sembako dan harga dilapaknya, diantaranya seperti beras Rp 9 ribu perkilogram, minyak goreng dari Rp 13 ribu jadi Rp 15 ribu perliter, bawang putih Rp 22 ribu perkilogram, telur Rp 21 ribu perkilogram, ayam potong Rp 25 perkilogram, cabai kering Rp 40 perkilogram, dan kacang Rp 25 ribu rupiah perkilogram.
Perempuan asal Desa Kedungpapar, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang itu mengungkapkan bahwa naik turunnya harga sembako tersebut, sudah dikatakan wajar. Karena memang musimnya masih kemarau dan stok dari petani atau peternak kadang mengurang dan ada yang gagal.
“Mungkin karena musimnya masih kemarau, dan petani ataupun peternak terkadang tidak membuahkan hasil yang maksimal. Sehingga harganya ya ada yang naik dan turun, tapi pembelinya kini masih sepi,” katanya sembari memungkasi.