GUDO, KabarJombang.com – Manik-manik Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang merupakan salah satu warisan budaya nusantara yang sudah ada sejak puluhan tahun.
Kerajinan manik-manik di Desa Plumbon Gambang, Jombang sebagai home industri diperkirakan terbentuk secara alami sejak tahun 1990-an, sejak itu pula wisatawan mancanegara berkunjung ke kawasan ini.
Kepala Desa Plumbon Gambang, Nur Wakit menuturkan jika hasil daur ulang limbah kaca ini bisa menghasilkan manik-manik yang indah dan diminati turis asing bahkan diekspor ke sejumlah negara.
“Dalam satu rumah produksi terdapat puluhan pekerja, manik-manik khas Plumbon Gambang yang dihasilkan dapat berupa kalung, gelang, dan ragam lainnya. Tercatat ada 100 rumah produksi dan 1200 tenaga kerja,” tuturnya pada kabarjombang.com.
Bahkan sebelum pandemi menerjang dalam satu bulan penghasilan yang didapat bisa mencapai Rp 1 miliar, sedangkan hasil penjualan bisa mencapai Rp 4 miliar itupun diekspor ke Eropa, Belanda, Thailand, dan Vietnam.
“Di tengah pandemi ini kami mencoba untuk bertahan, berupaya agar tetap eksis dan bergeliat. Kami menjangkau dengan pasar online hingga ke luar negeri,” ujarnya.
Pelaku home industri manik-manik Plumbon Gambang, Gudo, Jombang saat ini bisa memanfaatkan pasar online dengan pihak luar dan dapat bertransaksi langsung, barang akan dikirim melalui ekspedisi, tentunya barang yang dikirim itu tidak sebanyak ketika pandemi belum ada.
“Banyak usaha seperti di Bali yang gulung tikar sehingga ini berdampak pada aktivitas penjualan kami, dengan IT kami coba untuk bertahan dan mempertahankan warisan budaya ini,” kata Nur Wakit memungkasi.