MOJOAGUNG, KabarJombang.com – Pandemi Covid-19, membuat daya beli masyarakat rendah. Minimnya penghasilan lantaran sulitnya bekerja membuat masyarakat lebih cenderung irit untuk bisa bertahan hidup.
Salah seorang penjual bahan pokok sembako di pasar tradisional Mojoagung, Jombang mengungkapkan, jika selama kebijakan PPKM level ini, daya beli masyarakat mengalami penurunan. Turunya minat beli ini berbanding lurus dengan harga kebutuhan pokok yang juga turun drastis.
“Rata-rata harga jual maupun beli bahan pokok sembako sekarang turun, karena situasi masih pandemi. Kemungkinan orang-orang masih was-was untuk pergi ke pasar, ya memang pasar itu dikenal pasti banyak orang jadi mereka mungkin masih ketakutan soal penularan virus itu untuk ke pasar,” ujarnya kepada KabarJombang.com, Minggu (22/8/2021).
Pria Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang itu menyebutkan bahwa terdapat beberapa jenis bahan pokok yang mengalami penurunan. Mulai dari harga cabai, jeruk nipis, kentang, kacang, bawang merah-putih, jahe, dan lemon.
“Ya dari daya beli manusia semakin mengurang, jadi harga jual pun mengalami penurunan. Kalau cabai yang sebelumnya Rp 25 ribu sekarang jadi Rp 12 ribu perkilogram, jeruk nipis Rp 10 ribu jadi Rp 9 ribu perkilogram, kalau kentang naik turun tapi normalnya Rp 12 ribu perkilogram, bawang dari Rp 23 ribu jadi 16 ribu rupiah, lemon Rp 20 ribu jadi Rp 15 ribu perkilogram, dan jahe yang awalnya Rp 15 ribu turun jadi Rp 12 ribu rupiah perkilogram,” tuturnya.
Sementara untuk bahan pokok yang masih tetap naik-turun dan mengalami kenaikan, hanya terdapat beberapa jenis bahan pokok saja. Seperti yang disebutkan oleh pria berusia 57 tahun itu, harga tomat dan kacang masih mengalami kenaikan harga.
“Kalau yang masih naik harga itu hanya tomat dan kacang saja jualan saya ini, kalau tomat yang sebelumnya seharga Rp 4 ribu perkilogram itu sekarang naik jadi Rp 9 ribu rupiah. Begitu juga dengan kacang, yang awalnya hanya Rp 24 ribu perkilogram naik jadi Rp 27 ribu rupiah. Kalau stabil itu seperti harga gula ini perkilogramnya tetap Rp 12 ribu rupiah,” jelasnya.
Kendati bagi sembako yang mengalami kenaikan harga, Suwandi mengakui bahwa masih saja sepi pembeli. Sehingga membuat kesegaran dari bahan itu berbeda dan harganya bisa jadi dimurahkan lagi. Maka dari itu diharapkannya, pemerintah bisa mensosialisasikan warga untuk tidak terlalu takut berbelanja di pasar.
Hal itu, senada dengan yang diharapkan oleh salah satu penjual bahan pokok sembako di pasar setempat. Ibu Rosad asal Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang yang juga mengalami sepi pembeli dan penurunan harga.
“Selama 2 bulan ini di sini sangat sepi pembeli. Jadi saya harap bisa normal saja, apalagi PPKM yang terus diperpanjang ini banyak warga yang diberikan sembako. Jadi yang laris hanya pabriknya, sementara yang jual di pasar ini sampai jarang orang yang mau beli,” katanya saat ditemui.