KabarJombang.com – Air miniral kemasan dalam botol ternyata tidak lebih sehat dan bersih dibandingan air ledeng.
Meski terlihat lebih bersih daripada air sumur atau ledeng, justru air mineral botolan bukan pilihan terbaik untuk dikonsumsi.
Air mineral kemasan tidak baik dikonsumsi jika sudah dibuka lebih dari 2 jam.
Dikutip dari Intisari Online, Selasa 17 Agustus 2021, ketentuan tersebut ternyata berlaku untuk semua air minum kemasan, dan untuk semua orang (sehat ataupun sakit).
Sebab air minum kemasan memang harus disimpan dengan baik agar tidak terkontaminasi.
Ada beberapa alasan Anda harus berhenti mengonsumsi air botolan seperti dikutip KabarJombang.com melalui suara.com dari Naturallivingideas.com.
1. Air botol tidak lebih bersih dan aman
Sebuah tinjauan terhadap industri air minum dalam kemasan oleh NRDC, Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam, menetapkan bahwa tidak ada jaminan bahwa air minum dalam kemasan lebih bersih atau lebih aman.
Hasil penelitian dari 1.000 botol air, mereka menemukan setidaknya 25 persen air botolan sebenarnya hanyalah air ledeng. Sementara 22 persen dari air minum kemasan yang relatif murni dan bersih mengandung tingkat kimiawi yang berada di atas batas kesehatan.
Jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, kontaminan tersebut dapat menyebabkan kanker dan masalah kesehatan lainnya, terutama mereka yang sistem kekebalannya lemah.
2. Lebih banyak bahan kimia dan senyawa lainnya di dalam botol
Penelitian lain telah menemukan bahwa sampel air kemasan tidak hanya mengandung phthalate tetapi beberapa mengandung jamur, mikroba, benzena, trihalomethanes bahkan arsenik.
Air botolan juga mengandung obat-obatan dan produk lainnya, termasuk nikotin. Satu studi dari Spanyol menemukan bahwa air kemasan mengandung lebih dari 50 obat aktif di dalamnya, serta nikotin yang sangat adiktif.
BPA dalam botol air plastik tipe 7 juga dikaitkan dengan banyak komplikasi untuk wanita hamil serta janin. Kandungan ini bertindak seperti estrogen “palsu” yang bisa menyebabkan kelainan kromosom.
3. Botol plastik menghabiskan banyak energi dan air
National Geographic melaporkan bahwa energi yang dibutuhkan untuk memproduksi, mengangkut dan membuang botol air plastik di AS, antara 15 dan 17 juta barel minyak.
Artinya, setiap kali Anda menggunakan botol plastik untuk menampung air, Anda telah menggunakan lebih banyak air untuk memproduksinya.
4. Botol plastik memenuhi tempat pembuangan akhir
The Project Air memperkirakan bahwa ada lebih dari dua juta ton botol air plastik meluap di landfill Amerika Serikat. Meskipun botol plastik ini dapat didaur ulang, hanya satu dari lima yang berhasil masuk ke tempat sampah daur ulang, yang artinya sisanya akan mencemari planet kita.
Selain itu ada dua kekhawatiran dari memakai ulang botol plastik sekali pakai seperti dikutip dari Kompas.com.
Bahan kimia berbahaya
Mayoritas botol sekali pakai terbuat dari polyethylene terephthalate (PET).
Sejauh ini, belum ada bukti pasti yang menunjukkan bahwa menggunakan kembali botol air berbahan PET dapat meningkatkan risiko cemaran bahan kimia berbahaya.
Sebelumnya, memang ada kekhawatiran bahwa bahan kimia bisphenol A (BPA), yang banyak digunakan dalam produk plastik agar lebih keras, dapat mencemari makanan.
Akan tetapi, kebanyakan botol plastik pada saat ini telah diformulasikan agar bebas dari BPA yang dapat mennganggu perkembangan saraf dan organ reproduksi.
Selain BPA, zat yang menimbulkan kekhawatiran adalah antimon, sebuah logam yang berpotensi karsinogenik dan biasanya digunakan dalam pembuatan plastik.
Banyak studi telah mencoba untuk mencari tahu apakah antimon mencemari air dan makanan yang disimpan dalam botol atau wadah berbahan PET.
Akan tetapi, hasil penelaahan banyak studi hanya menemukan sedikit cemaran pada air dalam botol PET yang disimpan dalam suhu ruang selama tiga tahun. Jumlahnya pun hanya 1 persen dari batas yang diperbolehkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Bahaya Bakteri dan jamur
Lantas, mengapa banyak peringatan diberikan agar Anda tidak menggunakan kembali botol plastik sekali pakai? Jawabannya adalah bakteri dan jamur.
Bakteri dan jamur bisa tumbuh pada botol yang lembap atau berisi air setelah dibuka. Apalagi bila cairan di dalam botol mengandung gula.
Bakteri dan jamur ini biasanya datang dari tangan dan mulut Anda dan menempel pada retakan-retakan kecil yang ada pada botol sekali pakai setelah digunakan berulang kali.
Ketika tumbuh pada retakan, bakteri dan jamur menjadi sulit untuk dibersihkan sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan orang yang menggunakannya.
Itulah sebabnya, menggunakan botol sekali pakai berulang-ulang kali tidak disarankan. Meskipun bakteri dan jamur juga bisa tumbuh pada semua jenis wadah, termasuk botol plastik yang dapat digunakan berulang kali, botol kaca dan bahkan botol logam.