JOMBANG, KabarJombang.com – Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di laut Bali pada Sabtu (24/4/2021) menyisihkan duka yang mendalam bagi rakyat Indonesia.
Seluruh awak kapal KRI Nanggala 402 yang berjumlah 53 dinyatakan gugur pada Minggu (25/4/2021).
Dari peristiwa itu, hadir sepenggal cerita dari Kepala Bidang Kehumasan dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Kabupaten Jombang, Aries Yuswanto. Pejabat Kominfo ini mengaku pernah masuk ke dalam kapal selam KRI Nanggala 402.
“Sekitar tahun 1982 kelas 5 SD saya diajak pakde saya piket ke KRI Nanggala 402 dari pagi hingga sore hari di Pelabuhan Ujung, Surabaya,” tuturnya kepada KabarjJombang.com, Senin (26/4/2021).
Kesan awal Aries ketika melihat kapal selam KRI Nanggala 402 adalah begitu besar, tidak sesuai yang ada dibenaknya kala itu. Sungguh perasaan senang yang dirasakannya.
Dirinya mengaku harus menuruni anak tangga untuk masuk ke dalam kapal selam tersebut. Ukuran pintu yang diingatnya saat itu, hanya seukuran satu orang.
“Ketika saya berada di dalam Kapal Selam itu, saya mendapat kesempatan untuk melihat semua bagian kapal selam dan berkeliling ke semua area. Mulai dari melihat torpedo hingga ke tempat kemudi,” ceritanya.
Dikatakan, dirinya mengetahui beberapa komponen bahkan ruangan yang ada di dalam kapal selam tersebut. Mulai dari melihat torpedo, melihat alat keker (periskop), dan tempat kemudi.
“Di tempat kemudi itu ada layarnya, kemudi disini bukan seperti di bus atau kendaraan lainnya. Muncul layar tapi yang terlihat itu bukan gambar yang ada di depannya tetapi kayak sejenis sonar,” tambahnya.
Tak hanya sampai disitu, dalam berbagi pengalaman yang tak bisa dirasakan semua orang ini. Aries mengaku sempat tertidur di dalam kapal selam KRI Nanggala 402 ini.
“Kayak rumah sendiri waktu itu, siang saya dimasakkan pakde saya di dapur yang ada di kapal selam. Kemudian saya tertidur disitu sampai mandi pun di situ. Ketika saya tidur saya kurang tahu kapal selam itu sempat jalan disekitar situ apa tidak,” lanjutnya.
Menurut Aries, pakdenya yang mengajaknya ke kapal selam itu, adalah seorang TNI Angkatan Laut yang bernama Sukaji. Beliau merupakan salah satu orang dalam rombongan ke Jerman untuk mengambil kapal selam itu tahun 1981.
“Saya waktu itu masih kecil jadi tidak terbesit di pikiran saya, pakde saya itu dulu pangkatnya apa. Saat ini beliau sudah meninggal dunia,” katanya.
Demikian itu, atas peristiwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 menyisakan rasa duka yang mendalam baginya.
“Saya turut berbelasungkawa kepada seluruh 53 awak kapal. Semoga keluarganya diberikan kekuatan dan ketabahan. Saya menganggapnya mereka adalah sebagai pahlawan,”pungkasnya.