JOMBANG, KabarJombang.com- Sebanyak 1.442 kue apem disusun layaknya kubah masjid di Pendopo Kabupaten Jombang. Demikian itu adalah simbol menyambut bulan suci Ramadan 1442 H/2021 M atau Megengan.
Seribu lebih kue apem tersebut nampak tersusun rapi dan cantik dengan model yang bervariasi. Ujung kubah masjid yang berwarna ungu itupun bertuliskan angka berwarna putih 1442. Dengan janur yang dibentuk melingkar, sebelum kue apem itu tersusun.
Kue apem identik dengan warna putih, yang di atasnya didapati suwiran daun pandan itu pun juga ada yang berwarna hijau.
Sesaat setelah Bupati Jombang, Mundjidah Wahab mempersilahkan para tamu undangan untuk mengambil kue apem berbentuk kubah itu. Para undangan pun langsung dengan antusiasnya menyerbu rebutan apem yang tersusun rapi itu untuk dibawa pulang.
Sesekali momen keroyokan kue apem juga diabadikan para tamu undangan di Pendopo Kabupaten Jombang itu. Dan pada dasarnya istilah apem diambil dari bahasa Arab, yakni ‘afuan’ atau ‘afuwwun’, artinya ampunan. Namun, oleh masyarakat Jawa kemudian disederhanakan menjadi ‘Apem’. Menurut filosofi Jawa, Apem merupakan simbol tolak bala dan permohonan ampun atas berbagai kesalahan.
Meski kue apem dan tradisi megengan hanyalah sebentuk kue dan warisan tradisi kejawen yang telah diakulturasikan dengan nilai-nilai Islam. Namun, dalam substansinya maknawi dari afwun dan megeng-nyalah yang hendak kita raih dalam mengahadapi bulan suci Ramadan.
Yakni upaya permohonan ampun, disertai dengan perbaikan diri dengan cara mengendalikan hawa nafsu.