JOMBANG, KabarJombang.com- Sebagai langkah penghijauan kawasan hutan. Perum Perhutani Jombang menanam pohon kelor di Petak 56 RPH Ngujung, BKPH Ngujung Barat, KPH Jombang.
Selain sebagai upaya penghijauan, pohon kelor dapat menjadi sumber penghasilan Perhutani dan masyarakat sekitar dengan memanfaatkan hasil daun kelor yang dapat diolah.
Administratur Perhutani Jombang, Mukhlisin menuturkan, langkah penghijauan dengan pohon kelor tersebut berawal dari keprihatinan lahan hutan yang semakin kritis.
“Saya awalnya prihatin dengan lahan hutan yang setiap hari semakin kritis. Program penghijauan hanya sekedar program seremonial yang tidak jelas target capaian dan keberhasilannya,”ujarnya pada KabarJombang.com Kamis (25/2/2021).
Lebih lanjut Mukhlisin menjelaskan, tentang pemilihan pohon kelor. Hal itu berdasarkan kegagalan, maka didesain program penghijauan dengan berbasis pada kemandirian petani hutan.
“Kita rubah mindset petani yang semula menebangi pohon hutan menjadi pelestari hutan. Kita pilihkan tanaman konservasi yang bisa panen cepat dan berkali kali serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Maka tanaman kelor menjadi pilihan kita.”terangnya.
Menurutnya, mengenai manfaat dari program pohon kelor tersebut menjadi alasan pohon kelor menjadi pilihan.
“Manfaat dari program kelor ini adalah hutan menjadi hijau dan lestari, tanaman hutan terjaga, pendapatan ekonomi meningkat , bencana banjir dan longsor bisa dicegah.”katanya.
Sementara itu, Ima salah satu pegiat tanaman kelor di wilayah Perhutani mengatakan, dalam program tersebut ingin menata regulasi dan kerjasama yang baik dengan pihak Perhutani agar saling membawa kebermanfaatan.
“Kita tata regulasi dan kerjamasa dengan Perum Perhutani, kita edukasi petani bagaimana bertanam organik kemudian kita fasilitasi penjualan daun dan olahan kelornya, “ujarnya.
Menurut Ima, sesuai tagline “Petani mandiri, hutan lestari, panen berkali kali”. Melalui program tersebut juga sebagai langkah pemberdayaan masyarakat dan petani sekitar untuk mendapatkan penghasilan.
“Banyak petani dan masyarakat yang bisa diberdayakan dari program ini terutama di bagian pritil atau lorot daun kelor. Rata rata perhari bisa menghasilkan Rp 30 ribu setelah di panen dan di pritili daunnya. Proses selanjutnya adalah mencuci daun kelor kemudian proses pengeringan,”pungkas Ima.