KESAMBEN, KabarJombang.com – Dusun Kedungmacan merupakan sebuah wilayah yang secara teritorial dan administratif bagian dari desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang.
Nama dan asal-usul Kedungmacan menurut pemerhati sejarah Dian Sukarno, merupakan bagian rentetan panjang dari perjalanan Kebokicak (Joko Tulus) seperti halnya desa Kedungbetik serta dusun Kandang Sapi.
“Hal tersebut terjadi sejak Majapahit akhir ketika pemerintahan berkertabumi atau Brawijaya ke V, disaat Wali Songo sudah ke tanah Jawa,” ujar Dian kepada KabarJombang.com, Sabtu (23/1/2021).
Nama Kedungmacan sendiri dengan versi legenda Kebokicak berawal dari cerita lahirnya Kebokicak dan plasentanya atau dalam istilah jawanya ari-ari.
“Yang kalau dalam istilah Jawa itu Kangkang Kawah Adi ari-ari yang berarti saudara gaib. Kangkangkawah= Ketuban pecah (kakak yang berupa kawah), baru bayi kemudian ari-ari,” katanya.
Karena Joko Tulus atau Kebokicak ini keturunan dari Patih Panggulan Jagat atau Patih Maudoro Majapahit. Pada saat itu daya linuwih dari Patih Maudoro menurun ke Joko Tulus, saat dilahirkan di Padepokan Karang Kejambon milik Ki Ageng Pranggang.
Selain itu, lanjut Dian menurut kepercayaan nenek moyang bahwa konon katanya Kangkang Kawah Adi Ari-arinya Joko Tulus berubah menjadi saudara gaibnya yang berbentuk macan.
“Dan Adi Ari-arinya Joko Tulus tadi berubah menjadi siluman macan yang kemudian dinamakan Sardulo Onggo Bliring (dalam Jawa: Sardulo= Macan, Onggo= Badan, Bliring= Loreng). Jadi macan bertubuh loreng,” paparnya.
Pada saat Joko Tulus yang menjadi tumenggung mendapatkan tugas dari kakek gurunya Ki Ageng Sumoyono untuk membunuh Banteng Tracak Kencono (Surontanu).
Dari situ terjadilah pengejaran yang sangat panjang antara Kebokicak dengan Banteng Tracak Kencono, yang pada perjalanan itu Kebokicak didampingi oleh Sardulo Onggo Bliring.
“Ketika terjadi peperangan hebat di Mojongapit, Sardulo Onggo Bliring hampir menangkap Surontanu. Tetapi pada saat itu, Sardulo Onggo Bliring tidak mempunyai ilmu kesaktian, sehingga kalah dan mengalami luka yang sangat serius,” kata mantan jurnalis ini.
Kemudian Sardulo Onggo Bliring melarikan diri ke wilayah Utara dan bertapa di Kali Ngrenge (perbatasan antara Weru dengan Kepuhkembeng).
Untuk Dusun Kedungmacan sendiri berawal dari proses pencarian dan perjalanan panjang Kebokicak yang mengejar Banteng Tracak Kencono hingga masuk ke Dusun Kandang Sapi.
Kemudian saat proses pengejaran tersebut, Kebokicak menemukan kedung untuk membasuh mukanya dan seolah-olah Kebokicak didampingi oleh Sardulo Onggo Bliring, sehingga kedung tersebut dinamakan Kedung Macan.
Adanya sungai di tengah pemukiman warga Kedungmacan tersebut apakah merupakan kedung yang dimaksud dalam cerita Kebokicak tersebut, Dian belum bisa memastikan
“Saya bukan ahli topografi ya, jadi bisa dimungkinkan iya. Apakah Kedungmacan itu sungai yang ada ditengah pemukiman warga itu yang dimaksud atau sungai brantas itu saya ndak tau ya, Allahualam. Soalnya saya belum tau lokasi terbaru dari sungai itu,” tandasnya.
Ia menambahkan untuk wilayah bagian Utara kerapkali ditemukan struktur bata dan patok kapal. Jadi untuk Kedungmacan sendiri belum bisa dipastikan apakah kedung itu yang dimaksudkan sungai yang besar atau semacam kanal atau terusan dari kali brantas.
“Yang pasti dari babat alas itu muncul cerita seperti itu,” pungkasnya.
Sehingga cerita Kebokicak oleh masyarakat Jombang dijadikan sebagai sejarah, sebelum sejarah lain ditemukan. Dan perjalanan cerita Kebokicak ini memunculkan sekitar 20 hingga 30 titik baik nama desa, dusun, maupun nama tempat.