MOJOAGUNG, KabarJombang.com – Jenazah Sarjo berusia 55 tahun yang didiagnosa terpapar covid-19 terpaksa dimakamkan sendiri oleh pihak keluarga dengan memakai APD (alat pelindung diri) seadanya.
Jenazah Sarjo diantar dengan sebuah mobil ambulans berplat nomor hitam tanpa adanya petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ataupun pihak rumah sakit. Jenazah sudah dimasukkan ke dalam sebuah peti mayat dan tiba pada Kamis (21/1/2021) sekitar jam 13.00 wib di rumah duka Desa Mancilan Kecamatan Mojoagung, Jombang.
Pihak keluarga sempat meminta memakamkan jenazah Sarjo tanpa APD. sejak jenazah datang. Namun, hal itu dilarang oleh beberapa petugas dari kepolisian dan TNI yang berada dilokasi.
Para petugas meminta mereka memakai APD terlebih dahulu, hingga akhirnya sekitar 3 jam kemudian kurang lebih pukul 14.15 wib, jenazah Sarjo dimakamkan oleh pihak keluarga dengan memakai beberapa APD pemberian dari puskesmas dan mantel kresek.
“Jadi tidak ada petugas yang datang dari BPBD, dari puskesmas juga tidak ada, dapat APD katanya dari puskesmas tadi ada 4 buah, kurang, lalu kami pakai jas hujan kresek. Kami sempat mau memakamkan sejak tiba tadi tapi dilarang sama petugas disuruh pakai APD, itu sekitar 3 jam dari jenazah tiba,” kata Sugeng, adik kandung pasien.
Sebelum dimakamkan, jenazah Sarjo juga sempat disalatkan dengan ala kadarnya oleh beberapa orang dengan masih pada posisi di dalam mobil ambulans. Beberapa orang melakukan salat dengan cara berdiri dihadapan mobil jenazah tersebut.
“Baru setelah pemakaman ada dua orang petugas puskesmas yang datang,” ungkapnya.
Sugeng menuturkan, kakaknya, Sarjo (56) dinyatakan positif terpapar Covid-19 oleh pihak rumah sakit. Namun, sejauh ini dirinya tak menerima bukti apapun mengenai hasil diagnosasinya.
Sarjo masuk rumah sakit karena penyakit stroke sejak, Rabu, 20 Januari 2020 malam. Setelah sehari dirawat, pagi tadi Sarjo meninggal dunia sekitar jam 09.00 Wib dengan menyandang status positif covi-19.
“Saya sendiri yang ada dirumah sakit tanda tangan, dibilangi kalau kakak saya positif covid-19, tapi saya tidak terima bukti apapun,” ungkapnya.
Pihak keluarga sangat menyesalkan peristiwa ini. Selain ada kesan ‘Dipaksakan Covid-19’, Sugeng menganggap prosedur pemakaman kakaknya Sarjo juga berantakan.
“Di covid-19 tapi rumah sakit tidak bertanggung jawab, kami sesalkan ini,” pungkasnya.