JOMBANG, KabarJombang.com – Kelangkaan pupuk di Kabupaten Jombang setidaknya terjadi di 21 Kecamatan. Hal ini diperkirakan karena aturan administrasi yang terhambat, sebab Kepala Dinas Pertanian (Kadisperta) Jombang, Pri Adi menjalani isolasi akibat terpapar covid 19.
Pantauan KabarJombang.com di lapangan, sejumlah kios pupuk resmi di Kabupaten Jombang mengalami kelangkaan pupuk, di antaranya Suryawan ketua kios pupuk di Kecamatan Sumobito, Adib di Kecamatan Ngoro, serta Afandi di Menganto Kecamatan Mojowarno.
“Iya memang pupuk subsidi ini langka, jenis pupuk bervariasi. Setiap kios beda-beda. Ada yang stok nggak ada jenis pupuk Urea kemasan 50 kilogram, ada ZA, Phonska, SP -36, sama petroganik,” ungkap salah satu pemilik kios pupuk resmi.
Terpisah, Ketua AP2RJ (Asosiasi Pengecer Pupuk Resmi Jombang), Achmad Tohari membenarkan adanya kelangkaan pupuk di Kabupaten Jombang. Hal ini diakibatkan masalah administrasi.
“Sekarang menebus pupuk memakai aplikasi pupuk siaga, ternyata hari ini aplikasi belum bisa diunduh karena alokasi kebutuhan pupuk di Kabupaten Jombang tahun 2021 belum ditanda tangani, akibat Kadisperta Jombang, pak Pri Adi positif Covid-19,” ungkapnya pada KabarJombang.com
Pihaknya mempertanyakan kinerja pihak terkait. “Tadi saya ingatkan apakah jika sakit pekerjaan tidak jalan? Apakah tidak ada yang menghandle?,” katanya setelah berupaya menghubungi Sekda Jombang.
Tohari mengaku admistrasi itu baru dikerjakan pada Kamis (14/1/2020) ini sekitar pukul 15.00 WIB. Lagi- lagi, Ketua AP2RJ ini mempertanyakan, mengapa selang waktu tanggal 1 hingga 12 Januari tidak ada inisiatif mengerjakan.
“Saya telepon pagi ke Sekda Jombang, sore ini baru ditanda tangani SK alokasi distribusi pupuk se Kabupaten Jombang 2021. SK itu berdasarkan dari E-RDKK, dengan lampiran 21 kecamatan terkait kebutuhan pupuk yang di breakdown setiap kecamatan berapa,” jelasnya.
Permasalahan utama saat ini, lanjut Tohari, usia padi di Kabupaten Jombang paling tua berumur 35 hari sedangkan paling muda 15 hari. Jika terjadi kelangkaan pupuk, otomatis petani telat dalam hal pemupukan.
“Jika terjadi gagal panen pada petani siapa yang akan bertanggung jawab,” imbuhnya.
Tohari yang juga merupakan anggota DPRD Jombang ini menyayangkan hal-hal teknis yang terjadi saat ini. “intinya kelangkaan di lapangan bukan karena tersendat pabrik tapi admistrasi belum terpenuhi sehingga pupuk tidak bisa dibeli,” paparnya kembali.
Dijelaskan pula bahwa allur distribusi pupuk, berawal dari pabrik dikirim pada distributor, kemudian baru ke kios pupuk resmi sampai ke Poktan (Kelompok Tani) hingga sampai pada petani. Sayangnya hari ini pupuk benar-benar langka dan belum ada.
Pihaknya berharap supaya petani dapat menerima pupuk sesuai jadwal sesua dengan slogannya yakni 5T tepat waktu, tepat sasaran, tepat harga, tepat jenis, tepat jumlah.
Sementara kabarjombang.com berupaya mengkonfirmasi pihak Petrokimia, Akok, melalui sambungan telepon, pihaknya mengatakan sedang dalam perjalanan.
“Saya masih di jalan, mohon maaf, sebentar ya kalau masalah kelangkaan nggak ada. Hari ini sudah pengiriman semua, iya benar baru ini dikirim,” ungkapnya.
Ditanya terkait penyebab mengapa baru hari ini dikirim pihaknya kembali menekankan sedang berada di jalan, dan ketika ditanya kapan bisa telepon kembali pihaknya menjawab “Maaf maaf saya di jalan, saya di jalan,” tutupnya.