JOMBANG, KabarJombang.com – Sudah 14 hari, warga Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, berjibaku dengan banjir yang terjadi tiap tahun ini. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jombang memberi dua opsi agar banjir bias teratasi.
Yakni, opsi pertama menggunakan alat amphibious dan kedua menggunakan chekdam. Hanya saja, opsi pertama dilakukan batal, karena terkendala kondisi jalan yang sempit.
Rencananya, kata Umum, alat amphibious ini diterjunkan, setelah alat berat sebelumnya tidak bisa menjangkau sampah yang berada di bawah dan menyumbat sekitar trushrack yang ada di hulu sipon Watudakon
“Sebenarnya, kemarin sore alat dari BBWS sudah siap kirim ke Watudakon. Tetapi dari survey BBWS ternyata jalan masuk ke titik tersebut tidak muat, karena alatnya 4,8 meter,” ujar Ulum kepada KabarJombang.com, Kamis (14/1/2021).
Selain itu, sambungnya, pihaknya sempat diskusi singkat dengan BBWS, Pemerintah Desa (Pemdes) dan Kecamatan untuk mendatangkan chekdam, dan akhirnya diputuskan digunakan sekarang.
“Jadi sampah yang di bawah itu akan diambil menggunakan alat ekskavator dengan model bukan seperti amphibious, tapi yang biasa tapi caranya harus bangun cekdam dulu,” katanya
Dan hari ini, proses pembangunan chekdam sebagai opsi kedua sudah dilakukan. Sedangkan proses dibangunnya chekdam memakan waktu 3 hingga 4 hari kedepan.
“Dan sekarang ini sudah proses pembangunan chekdam, sehingga sampah bisa terambil 3 atau 4 hari. Jadi, yang mulai hari ini dilakukan adalah opsi kedua. Karena opsi pertama tidak bisa, karena jalannya untuk menuju titiknya itu terlalu kecil, kalau kita mendatangkan alat amphibious,” ungkapnya.