BANDAR KEDUNGMULYO, KabarJombang.com – Sekitar 20 hektar lebih sawah di Desa Brangkal, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang dinilai Kepala Desa (Kades) setempat, Sun’an, karena belum adanya normalisasi sungai.
Diakuinya, air yang merendam sawah tersebut terjadi tiap tahun. Itu pun tidak hanya di desa yang dipimpinnya. Namun, juga terjadi di Desa Brangkal, Banjarsari, dan Karangdagangan.
“Ini dibutuhkan normalisasi sungai. Paling tidak untuk mengurangi intensitas air. Mengingat daerah sini adalah daerah buangan atau muara, menuju pintu ke kali Brantas,” katanya.
Sun’an mengatakan, air sungai yang bermuara di desanya berasal dari Kecamatan Gudo, Perak dan Bandar Kedungmulyo. Selain itu, kondisi sungai di beberapa titik terdapat gumuk-gumuk tanah, yang mengakibatkan air sungai terhambat hingga meluber sampai menjebolkan tanggul.
“Padahal debit air dengan sungai Brantas masih jauh, tapi kondisi sungai di sini seperti ini. Sudah diajukan beberapa Kepala Desa baik Banjarsari, Bandar, Pucangsimo, Karangdagangan untuk normalisasi sungai,” lanjutnya.
Ia mengatakan, saat ini dirinya hanya bisa menunggu realisasi normalisasi sungai yang telah diajukan. Sedangkan untuk penanganan tanggul jebol dan upaya apa yang dilakukan. Pihaknya menyebut itu adalah wewenang dari pihak Perairan.
“Apalagi ini musim hujan, jadi ini nggak kaget, karena sudah dari langganan terendam air. Ada kurang lebih 20 hektar, dengan jenis tanaman, kangkung, padi, jagung,” pungkasnya.