KABUH, KabarJombang.com – Upaya penyelamatan alat kesenian tradisional Sandur Manduro agar tidak terjual, tampaknya tipis. Mengingat, Sakim (53) sang pemilik, bersikeras tetap menjualnya.
Alasan Sakim, alat tersebut sudah lama tidak terpakai. Selain itu, para pemain yang biasa memainkan kesenian ini sudah habis dan tidak adanya regenerasi.
“Sudah lama tidak terpakai. Untuk dilanjutkan main lagi, orangnya tidak ada, sudah meninggal,” tuturnya, Selasa (29/12/2020).
Saat ditemui di kediamannya, Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Jombang, alat-alat kesenian Sandur Manduro itu, tampak sudah terbungkus rapi dan disimpan di salah satu ruangan di rumahnya.
Sakim mengaku tidak tahu mau diapakan lagi, selain alat kesenian tradisional itu dibungkus. Dikatakannya, ini akan memudahkan proses pengiriman, saat alat kesenian tersebut laku terjual. Ia juga mengatakan sudah memiliki dokumentasi atau foto sebelum alat itu dibungkus, untuk ditawarkan.
“Ya begini dibungkus, kondisinya masih lengkap. Hanya pakaiannya yang kurang. Ini lama nganggur, mau diapakan lagi saya nggak tahu. Ya siapa tahu ada yang mau membeli,” kata Sakim.
Ditanya soal harga, Sakim mengaku menjual alat kesenian Sandur Manduro miliknya seharga Rp 200 juta. “Itu lengkap alat-alatnya, hanya kain atau pakaiannya yang nggak ada. Kalau mintanya saya ya Rp 200 juta,” jelasnya.
Niatnya menjual alat kesenian yang sudah menjadi ikon Kabupaten Jombang ini, rupanya bukan soal tidak ingin melestarikan budaya. Ia mengaku tetap menjualnya, karena tidak ada generasi yang berkeinginan meneruskan memainkannya.
Sakim juga mengaku, belakangan sudah ada yang menghubunginya. Meski dikatakannya, hendak melihat-lihat barang. “Kemarin katanya mau ada yang ke sini lihat barangnya, belum tawar-menawar, tapi kok nggak ke sini-sini,” ceritanya.
Sekedar diketahui, terdapat dua kelompok kesenian Sandur Manduro di Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang ini. Dari keduanya, hanya milik Warito yang masih aktif dan pentas memenuhi undangan.
Sementara Sandur Manduro milik Sakim, sudah tidak aktif pentas hingga dia berniat menjual alat kesenian Sandur Manduro miliknya.