NGORO, KabarJombang.com – Upaya mendapatkan hasil panen padi yang melimpah. Petani di Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, memasang jarring di lahan padi miliknya agar tidak diserang gerombolan burung emprit.
Kholil, petani setempat mengatakan, pemasangan jaring di lahan padi agar bulir padi yang sudah mulai menguning tidak diserang hama burung emprit.
“Jaring ini masangnya ketik padi mulai njebul (tumbuh bulir). Jadi ini untuk antisipasi agar tidak diserang burung emprit,” ungkap pada KabarJombang.com, Kamis, (25/11/2020).
Pemasangan jarring sebagai pelindung ini dilakukan tepat di atas tanaman padi, dengan diberikan jarak sedikit.
Dikatakan jarring yang digunakan itu, satu gelondong paling murah seharga Rp 60 ribu, bahkan lebih tergantung lebar kecilnya jaring.
“Ini jaringnya tidak sekali pasang buang, tapi masih bisa digunakan untuk musim tanam selanjutnya. Maksimal bisa digunakan sampai lima kali musim tanam,” bebernya.
Dijelaskan, jaring tersebut tidak untuk perangkap burung emprit atau membuat tersangkut burung. Melainkan membuat burung tidak bisa makan bulir padi karena kesusahan akibat adanya jaring.
Selain banyak para petani yang menggunakan jaring pada tanaman padinya. Petani biasanya juga menggunakan ‘dudutan’ disertai orang orangan (boneka buatan seadanya) di sawah atau kaleng bekas.
“Selain jaring biasanya menggunakan ‘dudutan’, kalau dudutan itu tujuannya mengusir burung,” paparnya.
Kholil berharap serangan burung emprit itu, lekas pergi supaya hasil panen padi dapat meningkatkan. Pasalnya, lahan padi miliknya belum tumbuh bulir belum terlindungi jaring.
“Mungkin nanti ketika tanaman padi saya sudah tumbuh bulir sudah pergi burungnya. Harapan saya sih seperti itu,”pungkasnya.