Cak Besut, Rusmini dan karibnya, Man Gondo dan Lek Sumo, mendapat tugas tambahan. Mereka berempat kini menjadi duta protokol kesehatan. Tugas mereka mengajak masyarakat untuk lebih disiplin dalam Memakai masker ketika menjalankan aktivitas diluar rumah, Menjauhi kerumunan dan tetap menjaga jarak, serta Mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir. Tagar Ingat Pesan Ibu tentang 3M ini, menjadi trending di jagad maya dan kehidupan sehari-hari.
Aktivitas inilah yang memaksa intensitas empat sekawan untuk bertatap langsung dengan warga, cukup tinggi. Blusukan ke pasar, ngopi di warung, hingga nongkrong di mall menjadi rutinitas wajib mereka. Siang ini, usai sosialisasi ala cangkrukan di warung kopi pojokan desa tetangga, Cak Besut malah diwaduli warga perihal kebijakan dinas pertanian Kadipaten Njomplang yang dianggap tak berpihak petani.
“Cak, kebacut wong nduwuran iku, mosok refocusing anggaran iso ngadakno pupuk cair senilai 4,6 Miliar, bibit pisang 2,6 M durung maneh pengadaan bekupone manuk dares seng mencapai 1 M kurang, niate ngentekno anggaran ta piye mbok yo o gawe program iku seng iso dirasakan petani langsung opo maneh masa pandemi ngene,” cerocos Cak No kepada Cak Besut.
Cak Besut mulai mengernyitkan dahi. Rokok putih kesayangannya dia ambil. Usai dibakar, ia sedot dalam-dalam asap yang keluar. Sesaat kemudian, kepulan putih keluar dari rongga tenggorokan dan hidung Cak Besut. Koloid yang mampu melupakan sejenak kengerian akan bahaya covid-19 yang masih merajalela.
“Terus, sejauh mana yang sampean paham tentang program iku,” selidik Cak Besut. Harus diakui, hampir beberapa bulan ini, Cak Besut kudet informasi tentang Kadipaten Njomplang. Ia terlalu fokus pada usahanya yang harus tetap survive di kala pandemi. Cak Besut harus memaksa otaknya bekerja maksimal. Ada ratusan perut yang bergantung dipundaknya kini. Dia harus ekstra putar otak agar usahanya mampu melewati badai kali ini.
Mendengar angka-angka yang cukup fantastis hanya untuk beberapa program tersebut, membuat pikiran liarnya bergejolak. Pertanian, merupakan bidang yang kini sedang diduduki putri mahkota Kadipaten Njomplang. Sebagai wakil rakyat di Republik Besut, Ning Emoh memang ditempatkan di bidang pertanian. Beberapa waktu lalu, ia pernah membawa sejumlah traktor ke Kadipaten Njomplang. Apakah mungkin progam yang disebut Cak No juga merupakan titipan dari Ning Emoh ?
“Sak ngerti ku yo cuma iku, pengadaan pupuk cair melalui e-katalog. Metu ne nang anggaran perubahan, alasane jare pas musim tanam tiba. Terus lek perkoro bibit pisang, jarene cepet panen. Prosese liwat lelang cepat. Lah lek bekupon, regane larang jare bentuk e seje karo bekupon seng wes onok,” tambah Cak No membuyarkan angan-angan Cak Besut. Cak Besut kembali menghisap rokok putihnya dalam-dalam.
“Ngene loh, gak salah lek sampean duwe perasaan ngunu, e-katalog iku model pemilihane opo jare pengguna anggaran. System ini dibuat sebenarnya bertujuan bagus. Yakni mempersempit pertemuan langsung antara penyedia dan dinas. Tapi justru peluang kolusi nya cukup besar disini. Biasane, para penyedia seng wes dadi jago iku seng dipilih pengguna anggaran. Masio ta nang e-katalog iku onok barang seng luweh murah, spek e luweh apik, lek gak jawil-jawilan karo wong njero yo gak bakalan di pilih,” urai Cak Besut panjang lebar.
“Lek enek penegak hukum merikso jawabane beragam dan menggunakan system iku sebagai tameng. Padahal lek diperikso temenan luweh detail dan teliti, nang kono mesti enek kolusi dibawah tangan. Logika ne gak onok penyedia barang seng ujug-ujug dipilih, lek gak wes dikenalno disek. Iku gawe pupuk cair. Lah lek bibit pisang seng proses e lewat lelang cepat opo maneh. Celahnya cukup mudah, pengguna anggaran biasanya sudah memiliki jago. Kepada jagonya ini, akan dibisikkan syarat-syarat khusus yang tidak bisa dipenuhi peserta lelang lain dalam waktu singkat. Hanya sang Jago yang sebelum proses lelang diumumkan sudah lebih prepare,” tambah Cak Besut.
Masalah bekupon seng larang, jare cak Besut yo podo ae. Intinya semua program titipan bisa dilakukan dengan mudah berlindung dari system yang ada. Semua kemungkinan itu sangat mungkin terjadi. Namun Cak Besut mengakui, proses ini tidak bakal bisa mulus dilakukan, apabila anggota dewan tidak meloloskan seluruh anggaran tersebut. Anggaran itu sudah hilang saat refocusing lalu. Namun muncul lagi bahkan dengan mulus bisa lolos.
“Artine misal dewane nolak, dan lebih memilih dialihkan ke yang lain, pengadaan iku gak bakal lolos yo Cak?,” timpal Man Gondo yang sedari tadi ndlomong mendengar percakapan karibnya dengan Cak No.
“Iyo lah, iku pasti. Terus tak takoni, dewane mbengok gak ?,” tanya Cak Besut pada Cak No.
“Lek seng ditulis nang media online se mbengok Cak, ikupun sak wise ramai diberitakno,” jawab Cak No.
“Makane iku dewan lek bengok-bengok ketika program sudah dijalankan iku palsu, opo o kok gak mbengok pas anggaran iku diajukan, lek sak iki mbengok podo karo ndublak kotoran nang raine dewe,” jawab Cak Besut.
“Terus kiro-kiro onok peran Adipati ta petinggi laine cak nang perkoro iki ?,” Cak No terus mencecar sejumlah pertanyaan bak penyidik.
“Seng duwe akses penyedia gedi-gedi koyok pupuk cair, bibit pisang pengadaan bekupon yo anggota dewan musat seng membidangi pertanian,” singkat Cak Besut.
“Loh lak Ning Emoh berarti. Ning Emoh kan sak iki nang pusat terus bidangi pertanian. Lah lek sampek kedadian temenan, berarti Ning Emoh onok lanjutane, Emoh Nolak,” sergah Lek Sumo, sambil terkekeh.
“Hush aku gak nyebut merek, tapi aku seneng sampean wes iso berpikir kritis,” senyum Cak Besut mengandung arti yang tak pernah bisa dimengerti kawan-kawannya.
Jare Cak Besut, dalam hidup tidak boleh terpolarisasi kepada dua hal saja, yakni positif dan negative. Melainkan lebih pada critical thinking. Berpikir kritis itu mengedepankan evaluasi yang sistematis. Salah satunya yakni mempertimbangkan berbagai interpretasi. “Tapi gak oleh nuduh wong, berpendapat boleh tapi memaksa kebenaran kepada orang lain adalah cara yang tidak rasional, meskipun isi kandungannya sangat rasional,” tutup Cak Besut sambil menghabiskan kopi di cangkir mungilnya.
‘Otot kawat balunge wesi
Petani e wes ndak kuwat bola-bali mbok apusi’
Goro-goro mangan soto babat nang nduwur pos
Salah milih pejabat Seng cukup modal kaos tulisane Coblos’
* Cerita ini hanya untuk hiburan serta fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.