MOJOWARNO, KabarJombang.com – Sejumlah warga Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, mengelukan kondisi pembangunan jalan cor di desa setempat, yang diduga tak sesuai RAB (Rancangan Anggaran Biaya).
Seorang warga setempat berinisial RL menduga terjadi pengurangan spesifikasi teknis (spektek) sebagaimana dalam RAB. Lantaran pembangunan jalan cor pada tahun 2019 itu, seharusnya memiliki lebar tiga meter. Namun, realisasinya tak sampai tiga meter.
“Pembangunannya ini tak sesuai dengan RAB. Terlihat secara fisik lebar jalannya menyimpang, RAB-nya 3 meter, tapi realisasinya 2,6 meter. Ada juga yang 2,4 meter,” ungkapnya.
Selain lebar jalan tak sesuai, kontruksi jalan dinilai kurang bermutu. Dikatakan RL, pembangunan jalan tak semuanya menggunakan rangka besi, yang berada di dalam cor. Juga dikatakan, pencoram hanya pasir dan koral (batu kecil khusus cor), tanpa adanya semen.
“Kebetulan pembangunan jalan di desa ini secara bersamaan. Hamper semua gang dibuat cor seperti ini. Hanya ujung sama ujungnya saja yang ada rangka besinya. Bagian tengah nggak pakek besi. Terus hanya batu koral saja, baru ditutup semen,” jelasnya.
Parahnya lagi, kata RL, warga RT setempat melakukan swadaya membeli semen dan besi untuk menambah pembangunan jalan. Itu dilakukan warga, karena merasa ‘eman’ jika pembangunan jalan di bagian depan gangnya, tak ada rangka besi, serta kurangnya semen.
“Iya warga setempat iuran, beli untuk tambah pembangunan. Sedangkan Kepala Desa (Kades) ketika mengetahui itu marah-marah, dan bilang bahwa anggaran sudah habis,” terangnya.
Selain warga menduga adanya penyimpangan anggaran, warga juga mengeluhkan jalan yang dibangun setahun lalu itu, kini kondisinya suda rusak. Ini diungkapkan HB. Menurutnya, kondisi jalan yang ada di gang rumahnya, sudah rusak dan sudah ditambal berkali-kali.
“Jalan gang Inpres ini kondisinya saat ini ya memang rusak. Jadi ‘eman’ banget baru dibangun rusak. Itu juga sudah ditambal sama pihak desa,” ucapnya.
HB juga mengatakan pembangunan jalan tidak maksimal. Ia menilai, karena bahan yang digunakan pada konstruksi pembangunan kurang sesuai.
“Banyak yang rusak, nggak jalan ini saja. Padahal kan baru sekali diterjang hujan. Apalagi ini sudah mulai musim hujan lagi, pasti nanti tambah parah,” imbuhnya.
HB menyangkan atas pembangunan jalan yang menelan banyak anggaran, namun hasilnya kurang maksimal. “Saya berharap sih ini kalau diperbaiki lagi, bahan bakunya dimaksimalkan, sehingga nggak gampang rusak lagi,” pungkasnya.