JOMBANG, (kabarjombang.com) – Peristiwa ini bisa dijadikan peringatan bagi khalayak untuk tidak bermain di sungai saat debit airnya tinggi. Seperti yang menimpa Arifin (8), santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hikmah, Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang. Santri asal Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) ini hilang terseret arus saat bermain di sekitar sungai di kawasan Ponpes Bahrul Ulum, Sabtu (12/3/2016) sekitar pukul 12.30 WIB.
KH Abdul Kholiq, Sekretaris Yayasan Bahrul Ulum Tambakberas, membenarkan peristiwa itu. Sebelumnya, kata Abdul Kholiq, Arifin yang duduk di kelas II MI (Madrasah Ibtidaiyah) itu sedang bermain di tepi sungai beserta 5 santri lainnya. Pengasuh sudah mengingatkan, namun korban dan teman-temannya tetap bergeming.
Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba saja Arifin tercebur ke sungai. Derasnya arus membuat korban tidak bisa berbuat banyak. Tubuhnya timbul tenggelam dipermainkan arus. Saat berada di pintu air dekat MAN Tambakberas, seorang guru bernama Muchtar melihat tubuh korban. Tanpa banyak kata, guru tersebut berusaha menolong.
“Sempat ditolong oleh Pak Muchtar. Tangan korban ditarik, namun karena arus cukup kuat, pegangan tangan itu terlepas lagi. Bahkan Pak Muchtar ikut tercebur,” cerita Abdul Kholiq, sembari mengatakan bahwa korban masih duduk di kelas II MI (Madrasah Ibtidaiyah).
Kapolsekta Jombang AKP Yudiono langsung turun ke lokasi untuk memimpin melakukan pencarian. Pihaknya juga meminta keterangan sejumlah saksi untuk mengetahui secara pasti awal mula kejadian itu.
“Korban satu orang santri, bernama Arifin. Saat ini kami masih mencari teman-teman korban untuk dimintai keterangan tentang ikhwal kejadian naas itu,” kata Yudiono.
Sementara di lokasi kejadian, sampai jam 14.30 WIB, tim SAR dari Badan Penanggunalan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang melakukan pencarian korban dengan menerjunkan perahu karet, dan dibantu masyarakat sekitar. Mereka menyusuri sungai dengan kedalaman sekitar empat meter tersebut.
“Guna melakukan pencarian, kami menerjun 12 personel yang dilengkapi perahu karet. Semoga jasad korban segera ditemukan,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Jombang, Nur Huda, Sabtu (12/3/2016).
Namun demikian, meski sepanjang aliran Sungai Tambakberas disusuri, keberadaan korban masih misterius. Langkah lainnya, warga dengan dibantu petugas, membuka pintu air yang berada di sebelah timur MAN Tambakberas. Pasalnya, korban terakhir kali muncul dalam pusaran arus di pintu air tersebut. (ari)