JOMBANG, KabarJombang.com – Stetemen Bupati Jombang, Mundjidah Wahab dalam sambutanya di Rapimcab IPNU-IPPNU di Aula Bung Tomo Pemkab setempat, pada Sabtu 3 Oktober 2020 lalu, membuat Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jombang, M Irkham Tamrin, meradang.
Menurutnya, pernyataan Bupati Mundjidah, dinilainya menyudutkan PMII, sebagai organisasi kader mahasiswa. Dalam statemen itu, kata Irkham, Bupati Mundjidah secara sengaja membanding-bandingkan antara hasil godokan PMII dengan IPNU dan IPPNU. Di mana, Bupati Mundjidah menilai IPNU-IPPNU masih memiliki unggah-ungguh dan tawadlu.
“Sebagai publik figur, tidak sepatutnya Bupati Jombang mengatakan seperti itu. Bukankah Bupati ini adalah tokoh publik yang harus mengayomi semuanya. Tapi yang terjadi sebaliknya. Seolah-olah PMII ini tidak memiliki unggah-ungguh,” tandas Irkham kepada KabarJombang.com, Minggu (10/10/2020).
Ia pun mempertontonkan video pernyataan Bupati Mudjidah di acara Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab) IPNU-IPPNU yang sempat viral. Irkham juga beberapa kali mengulang-ulang pernyataan Bupati Mundjidah, yang menurutnya, sarat kontroversi.
“Kalau sudah di Fatayat apalagi di Muslimat itu kan ketahuan, kader ini kalau memang godokan IPPNU atau langsung dari PMII. Langsung jadi pimpinan itu di NU akan sangat beda jauh. Dari cara penyampaiannya beda, wong akademisi nggak didelok nak ngarepe sopo-sopo (Jawa: Orang akademisi tidak melihat di depannya itu siapa). Tapi Alhamdulillah, kalau IPPNU masih ada tawadlu, unggah-ungguh masih ada kapada siapa kita bicara. Bagaimana kita bicara itu masih ada. Karena IPPNU, NU organisasinya sampai desa, jadi betul-betul ketemu dengan masyarakat. Tapi nyuwun sewu, kalau PMII dari kalangan akedemisi, langsung dan semua dianggapnya sama,” ucap Bupati di acara itu.
Irkham menurutkan, dalam video tersebut, jika Bupati secara jelas dan gambling menyatakan bahwa kader yang berkhidmat di NU, berbeda jauh antara kader yang memulai prosesnya langsung dari PMII dibanding dengan IPNU-IPPNU.
Ia pun menandaskan, pernyataan Bupati tersebut seakan-akan menuduh jika kalangan akademisi tidak mempunyai unggah-ungguh atau sikap tawadlu.
“Di video itu, Bupati menyebut PMII cara penyampaiannya berbeda karena akademisi. Tidak dilihat ngomong dengan siapa. Berbeda dengan IPNU-IPPNU yang masih ada unggah-ungguh. Kan sama saja jika PMII nggak ada unggah-ungguh, di hadapan siapapun sama,” sambung Irkham.
Selain itu, Irkham menyayangkan, sebagai sosok Ibu Nyai seharusnya Bupati Mundjidah bisa memberikan teladan bagi generasi muda, khususnya mahasiswa. Agar bisa terbentuk jiwa yang berkarakter sesuai visi dan misinya. Bukan malah sebaliknya.
Irkham juga mengatakan, secara kelembagaan maupun pribadi, dirinya tidak ada masalah dengan Bupati. Namun, ia mengaku tidak begitu faham maksud Bupati mengatakan seperti itu di depan organisasi lain.
Sebab itu, kata dia, PC PMII Jombang menyurati Bupati Jombang untuk beraudiensi dan klarifikasi terkait statemen yang dinilainya menyudutkan organisasi tempat berprosesnya.
“Jika surat yang sudah PMII ajukan ke Bupati tidak direspon, ya kami akan melakukan aksi turun jalan,” tekannya.