JOMBANG, (kabarjombang.com) – Perjuangan para guru dan siswa SDN Pojok Klitih 3 Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang yang setiap hari harus berjibaku dengan medan yang sangat sulit guna bisa mengikuti proses belajar mengajar, langsung mendapat empati dari anggota Komisi V DPR RI, Hj Sadarestuwati dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dengan “turun gunung” langsung dan ikut menjajal rute yang dilalui para guru dan siswa tersebut.
Tidak hanya itu, selain memberi bantuan langsung kepada para guru, Mbak Estu –begitu Hj Sadarestuwati ini biasa disapa, langsung menjanjikan pembangunan jembatan dan akses jalan tembus.
“Saya merasa malu, karena di daerah asal saya masih ada sekolah tertinggal yang sangat membutuhkan sentuhan pembangunan. Karena itulah saya langsung turun ke lokasi dan ikut merasakan bagaimana perjuangan para guru dan murid untuk bisa menjalani proses belajar mengajar,” terang Mbak Estu, minggu (6/3/2016).
Perjalanan yang cukup melelahkan dan penuh tantangan pun dilakoni perempuan asal Bareng Jombang tersebut. Dengan berjalan kaki menyusuri hutan dan tebing, dilanjutkan menyeberangi 3 sungai yang memakan waktu hampir 1,5 jam ini pun akhirnya dirasakan sendiri.
Didampingi para guru dan kepala SDN Pojok Klitih 3, Mbak Estu pun tiba di sekolah yang hanya memiliki 3 ruang kelas dengan total murid dari kelas 1 hingga kelas 6 berjumlah 19 anak ini. Setibanya di lokasi Mbak Estu langsung mengapresiasi perjuangan para guru yang mengajar di SDN Pojokklitih 3 Kecamatan Plandaan tersebut.
“Disini suasana kekeluargaan sungguh terasa, pengorbanan dan perjuangan mereka juga patut kita apresiasi sebelum mengajar. Jalan yang mereka lalui untuk sampai kesini juga sangat sulit, apalagi jika sungai tersebut sedang banjir,” tambahnya.
Selain meninjau langsung lokasi sekolah yang berada di Dusun Nampu Desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan, Mbak Estu juga sudah mengusulkan pembangunan jembatan diatas sungai yang biasa dilalui oleh para guru. “Dalam tataran APBN sudah kita usulkan, tinggal kita tunggu saja turunnya,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, sebelum adanya pemberitaan di media tentang sulitnya perjuangan para guru dan siswa untuk menjalani proses belajar mengajar tiap harinya, pihaknya sudah mengusulkan adanya pembangunan jembatan dan jalan akses menuju dusun tersebut. Namun untuk memastikan kondisi yang sesungguhnya ia terketuk untuk turun sendiri.
“Kalau sudah seperti ini saya akan perjuangkan terus ke Kementerian Desa Tertinggal serta Kementerian PU dan Perumahan Rakyat untuk segera memprioritaskan pembangunan jembatan dan jalan akses agar siswa dan guru tidak harus mempertaruhkan nyawa guna mendapatkan proses belajar mengajar,” tegasnya.
Dengan dibangunnya jembatan tersebut, lanjut Mbak Estu, diharapkan agar proses perkembangan infrastruktur yang ada dalam dusun tersebut dapat berkembang dengan pesat. Diantaranya pembangunan rumah layak huni, pembangunan sanitasi dan lain-lainnya. (di/rief)