BARENG, KabarJombang.com – Wisata Pandisili, merupakan wahana wisata air di Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang. Wisata yang berdiri tahun 2019 kini mulai bergeliat ditandai dengan fasilitas yang semakin memadai.
Sempat vacum karena adanya pandemi covid-19, kini telah beroperasi kembali. Wisata Pandansili menawarkan wahana air yakni kolam renang yang dialiri langsung dari mata air sumber, tak heran jika keaslian airnya begitu jernih dan segar.
Wisata ini, terdapat tiga jenis kolam yang berbeda kedalamannya. Yakni, untuk anak anak, remaja hingga dewasa. Wisata ini juga menawarkan keindahan alam yang indah. Pasalnya tempat ini dikelilingi perbukitan dengan hamparan sawah hijau dan pepohanan.
Pengunjung juga bisa menikmati santapan kuliner di warung yang telah berjajar rapi disepanjang jalan masuk wahana kolam renang. Adapula untuk menikmati angin sepoy sepoy pengunjung bisa bersantai di gubuk kayu sambil mengawasi putra putrinya.
Dikatakan Suripan (45) pengelola dan pengawas wisata, mengatakan harga tiket masuk yang di tawarkan cukup murah, yakni Rp 5 ribu, dengan biaya parkir sebesar Rp 2 ribu untuk motor. Wisata ini mulai dibuka pukul 06.30 WIB hingga sore hari pukul 17.00 WIB.
“wisata ini merupakan wisata desa, setiap tahun nya kami berusaha untuk mengembangkannya lebih baik lagi. Pengunjung yang datang sudah lumayan banyak baik dari Jombang maupun luar Jombang, kalau hari Minggu bisa mencapai 700 pengunjung, bahkan hampir 1.000 pengunjung juga pernah tuturnya.
Sementara Yastiono (50) Wakil Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pandansili menuturkan dana yang digelontorkan untuk membangun wisata desa ini kurang lebih Rp 500 juta. Selain itu pihaknya juga menjelaskan sejarah singkat dari Kawasan Pandansili.
“Pandisili itu karena dulunya banyak pohon pandan, terus di bawahnya itu banyak ikan sili makanya warga menyebut pandansili. Selain itu, kolam ini merupakan peninggalan Belanda, dulu ada pabrik karet disini, jadi ini digunakan untuk mandi para karyawan pada pemerintahan Belanda,” tutur Yastiono.
Dari peninggalan sejarah tersebut, akhirnya pemerintah desa setempat merenovasi kolam renang dengan sedemikan rupa, hingga menjadi ikon wisata desa.
Yastiono mewakili Pokdarwis berharap ada kemajuan wisata. “Harapan saya supaya lebih baik lagi, meningkat lagi, supaya pengunjung tidak bosen untuk datang kesini lagi. Kini juga pembangunan masih terus bertahap,” pungkasnya.