JOMBANG, KabarJombang.com – Petani tembakau di wilayah utara Sungai Brantas Jombang, mengeluh. Pasalnya, saat ini harga jual daun tembakau hancur. Mereka berharap ada respon dari anggota Dewan untuk membantunya.
Terkait anjloknya harga daun tembakau ini, petani berharap ada tanggapan atau upaya DPRD Jombang, untuk membantu petani tersebu. Sayangnya, hingga kini belum ada respon dari wakil rakyat yang duduk di kursi parlemen tesebut.
“Hingga saat ini, terkait anjloknya harga daun tembakau ini, belum ada respon dari anggota DPRD Jombang, “ujar seorang petani tembakau di Kabuh, Jombang.
Jurnalis KabarJombang.com Selasa (22/9/2020), mencoba melakukan konfirmasi terkait keluhan petani ke anggota Komisi B DPRD Jombang. Sayangnya, wakil rakyat yang dikonfirmasi tersebut menolak memberikan komentar.
“Mohon maaf, kalau masalah itu, langsung ke Ketua Komisi B saja, karena yang lebih berwenang,”ujar anggota Komisi B yang tidak mau namanya disebutkan itu.
Sayangnya, Ketua Komisi B DPRD Jombang, Sunardi saat dihubungi KabarJombang.com, melalui melalui pesan singkat WhatsApp, yang kirim sejak beberapa hari lalu, hingga berita ini ditulis belum ada respon.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, petani tembakau di utara Sungai Brantas Jombang, mengeluh. Pasalnya, saat musim panen kali ini, harga daun tembaku turun drastic hingga 50 prosen.
Salah seorang petani di Dusun Kowang, Desa/Kecamatan Kabuh, Jombang mengatakan, harga tembakau rajang Rp 20 ribu hingga Rp 23 ribu rupiah per kilo gramnya. Padahal sebelumnya seharga Rp 40 ribu per kilo gramnya.
“Dibandingkan dengan tahun lalu, sekarang harganya turun sampai lima puluh prosen,”ujar Johan seorang petani tembakau di Kabuh kepada KabarJombang.com, Selasa (22/9/2020).
Selain mengeluhkan harga daun tembakau yang anjlok, petani juga mengkhawatirkan turunnya hujan. Sebab, jika hujan turun, dipastikan kualitas tembakau menurun juga.
“Sudah harganya hancur, terkena turunnya air hujan pula. Inilah yang kami khawaturkan, semoga saja demikian ini tidak terjadi, “pungkasnya.