JOMBANG, KabarJombang.com – Puluhan warga tergabung dalam Forum Silaturahmi Orangtua Sayang Anak (Frosa) Jombang menggelar unjukrasa di halaman kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Jumat (28/8/2020) mulai pukul 08.30 hingga 10.00 WIB.
Sambil membentang poster, pendemo yang mayoritas emak-emak ini menuntut, agar pemerintah segera membuka kembali sekolah di Jombang dan dilakukan pembelajaran tatap muka.
Sejumlah poster tersebut bertulis di antaranya, ‘Mendukung Pembelajaran Tatap Muka 100% Loss Doll !!!’, ‘Mata Anakku Lebih Berharga Daripada Pulsaku’, ‘Belajar Itu…? Tatap Muka, Bukan Tatap HP’, ‘Kasih Sayang Tidak Bisa Dengan Online’, dan lain-lain.
Pantauan di lokasi, merupakan perwakilan dari sejumlah wilayah di Jombang, seperti Plandaan, Jogoroto, Diwek, Jombang Kota dan lain-lain. Dalam unjukrasa ini, selain puluhan emak-emak, juga terdapat dua bapak-bapak. Mereka juga membawa sound system diletakkan di atas becak motor (Bentor).
Koordinator Frosa, Farid mengungkapkan, tuntutan dibukanya kembali sekolah, lantaran sudah banyak tempat-tempat keramaian sudah dibuka. Termasuk pasar, mall, tempat kuliner, wisata, dan lainnya.
Unjukrasa damai ini, langsung mendapat perhatian kepala Disdikbud Jombang, Agus Purnomo,. Bahkan, pihaknya menyaksikan dan mendengarkan langsung orasi tuntutan pendemo.
“Kami mohon pemerintah memberi solusi, kalaupun harus menerapkan protokol kesehatan. Kita tidak usah diajari bahwa ada Corona, karena orangtua juga pasti lebih takut dan sudah tahu. Tapi kita juga butuh agar anak-anak ini bisa tetap mendapatkan pendidikan,” seru Farid dalam orasinya.
Farid mengatakan, orang tua murid sudah banyak resah dan kuwalahan dengan pembelajaran daring atau online. Karena mereka harus bekerja. Mereka tidak bisa serius bekerja karena mereka tidak bisa membiarkan anak-anaknya belajar sendiri di rumah secara online.
“Kami butuh solusi bukan instruksi, instruksi, dan instruksi,” tegasnya berulang-ulang.
Ia juga menyerukan, agar anak-anak lebih baik bermain di sekolah ketimbang di tempat-tempat wisata atau lainnya. Karena anak-anak akan lebih aman di sekolah karena ada bimbingan para guru. “Di sekolah, penggunaan gawai bagi anak-anak bisa diminimalisir,” sambungnya.
Farid menambahkan, sekitar dua minggu ke depan akan kembali berunjukrasa dengan massa lebih banyak. jika tidak ada respon dari pemerintah terkait pembelajaran tatap muka.