JOMBANG, KabarJombang.com –Warga Perum Pondok Indah Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, mengeluh. Pasalnya, asap dari cerobong pabrik pengolahan kayu membuat sesak nafas.
Salah satu warga berinisial WAN menjelaskan, lokasi pabrik dengan rumahnya sangat dekat. Hingga acap kali suara bising mesin pemotong kayu terdengar di rumahnya.
Tak hanya itu, kepulan asap berwarna hitam pekat juga sering masuk kerumahnya. Alhasil, penghuni rumahnya sering sekali menderita dan mengalami dada sesak akibat asap yang masuk.
“Posisi PT Nugraha Fancy Plywood ini berada di belakang perumahan kami. Asapnya sangat mengganggu pernafasan,” jelasnya, Rabu (26/8/2020).
Wan menjelaskan, hal serupa tidak hanya dialami oleh keluarganya saja tapi juga tetangganya. Bahkan beberapa tetangganya sudah ada yang pindah rumah karena tidak kuat dengan asap pabrik dan suara mesin pemotong kayu.
Kejadian ini menurut Wan sudah berlansung cukup lama. Beberapa warga sudah melaporkan kejadian ini ke ke RT, RW dan kepala dusun. Namun, hingga saat ini belum ada perubahan apapun.
Pabrik pengelolaan kayu ini hingga kini terus beroperasi tanpa memperhatikan keberatan warga sekitar. Hal ini membuat warga marah dan berkali-kali melontarkan protes keras.
“Asapnya paling aktif itu pas waktu malam. Bising suara-suara mesin mengganggu tidur. Padahal duluan ada perumahan ini dari pada pabriknya,” imbuhnya.
Selain itu, Wan menambahkan asap dari pabrik tersebut juga membuat lantai rumah jadi licin dan asapnya bau hingga buat sesak di dada.
“Kasihan anak kecil dan ibu hamil yang terganggu pernafasannya,” tegasnya.
Wan berharap pemerintah daerah dan pabrik memperhatikan keselamatan warga sekitar. Sehingga kedepan tidak ada pihak yang dirugikan dengan keberadaan pabrik. Terutama terkait kesehatan warga sekitar.
“Jika tidak ada respon dari pabrik dan pemerintah maka tidak menutup kemungkinan ada aksi massa yang lebih keras lagi,” tandas Wan.
Sementara itu, hingga berita ini dikirim ke redaksi, jurnalis KabarJombang.com, masih berupaya mengkonfirmasi pihak pabrik terkait keluhan warga tersebut.